Melawan Arus |
Posted: 07 Feb 2015 04:00 PM PST Dua orang pemuda memutuskan pergi ke kawasan lapak buku-buku lama. Ya, di tempat seperti itu mereka bisa mendapatkan buku yang mereka inginkan dengan harga yang terjangkau. Ternyata penjualnya melayani mereka dengan muka yang cemberut dan tanpa senyum. Pemuda yang pertama pun pergi karena merasa jengkel. Tetapi pemuda yang kedua tetap melihat buku dengan enjoynya dan tetap bersikap sopan. Sesekali ia tersenyum ke arah penjual. Selesai membeli buku, pemuda yang pertama berkata kepada temannya, "Mengapa kamu tetap ramah kepada penjualnya, sedangkan dia aja melayani kita dengan cemberut?" Pemuda kedua pun tersenyum sambil berkata, "Mengapa kita harus terpengaruh dengan sikapnya? Dia mau marah, mengomel atau cemberut, hal itu jangan mempengaruhi pikiran dan cara kita bertindak. Kita yang menentukan kehidupan kita dan bukan orang lain." Terkadang dalam hidup ini seringkali kita bertindak atas pengaruh orang lain. Jika kita mau berbuat baik, mengapa harus menunggu orang lain berbuat baik kepada kita terlebih dahulu? Bukankah firman Tuhan berkata untuk kita mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, bahkan kita juga harus mengasihi musuh dan orang-orang yang membenci kita. Jagalah hati kita dan janganlah terbawa oleh arus dunia. Kita yang menentukan hidup kita sendiri dan bukan orang lain. Pilihlah untuk tetap berbuat baik sekalipun kita menerima hal yang tidak baik. Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Lukas 6 : 27-28 Renungan oleh Natanael JK Melawan Arus is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@