Bersama-Mu Bapa |
Posted: 10 Feb 2015 06:40 PM PST "Bersama-Mu Bapa kulewati semua, perkenanan-Mu yang teguhkan hatiku, Engkau yang bertindak memberi pertolongan, anugrah-Mu besar melimpah bagiku" Lirik dalam lagu di atas menjadi sebuah kekuatan kami sekeluarga untuk tetap dan terus berjalan bersama-Nya mengarungi sekolah kehidupan yang masih dan akan terus berjalan hingga akhir. Di kesempatan ini saya ingin menyaksikan betapa luar biasanya Allahku menolong dan memulihkan kehidupan keluargaku. Rasanya ketika mengingat kembali akan membuat merasa terkagum-kagum akan kasih-Nya. Tepatnya pada bulan Maret 2014, Tuhan mengizinkan kami sekelurga menikmati proses dari-Nya kembali, masih teringat jelas pokok-pokok doa yang kusampaikan kepada Tuhan ketika pembukaan awal tahun 2014 yaitu saya ingin sekelurga sehat dan tidak ada lagi di antara kami yang masuk ke rumah sakit. Tapi, kembali lagi karena begitu besarnya cinta-Nya akan keluargaku, kami harus mengalami hal itu kembali. Dimana pertengahan bulan Maret tersebut mama dan adekku masuk ke rumah sakit, pada saat itu saya sedang tidak berada di rumah dikarenakan kuliah di kota yang lain dan tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya di rumah dan papa saya juga tidak memberitahuku dan berusaha untuk menutupinya. Hal itu dikarenakan papa saya takut kalau saya akan kepikiran kondisi mereka dan akan membuat saya sakit. Namun pada waktu sore itu sebenarnya hatiku merasa gelisah namun sore itu saya merasa capek dan memutuskan untuk tidur sebentar, tapi seketika bunyi handphone membuatku terbangun dan saya melihat ada sms dari pendeta di gerejaku bahwa mama dan adikku dirawat di rumah sakit. Saat itu saya terbangun dan segera menelepon papaku untuk menanyakan kebenarannya, namun lagi-lagi papaku berusaha terus untuk membohongiku hingga ketika saya menangis terus-menurus pada akhirnya mereka mengatakan yang sebenarnya kepadaku. Saat itu dadaku terasa sesak dan sakit sekali ketika mendengar bahwa kedua orang yang saya sayangi harus terbaring di rumah sakit. Saat semalaman itu saya tidak bisa tidur dan hanya menangis dan berdoa kepada Tuhan, sempat terlintas di pikiranku mengapa Tuhan harus mengizinkan kami mengalami hal itu kembali, cukuplah di tahun yang lalu saja. Tapi Roh Kudus menghiburku dalam ayat Filipi 4:13 "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Ya, segala perkaraku hanya dapat kuserahkan kepada Tuhan yang menjadi kekuatanku untuk melalui segalanya. Ayat inilah yang membuat dan meneguhkan hatiku untuk tetap percaya bahwa Allah akan menyembuhkan keluarga. Sejak saat itu saya merasa damai dan bersyukur di saat keadaan seperti itu banyak orang-orang yang mendukung dan mendoakanku. Awal mengetahui kabar tersebut saya khawatir dengan banyak hal, dengan biaya rumah sakit, uang bulananku dan uang kuliahku. Saya tahu bahwa pasti keluargaku membutuhkan biaya yang banyak terlebih lagi pada saat mereka sakit kedua orang tuaku tidak bekerja sehingga tidak ada pemasukan tiap harinya selama mereka sakit. Akan tetapi kami tidak kehilangan pengharapan. Kami percaya bahwa Tuhan akan mencukupkan segala dana yang kami butuhkan. Puji Tuhan hari demi hari keadaan mama dan adik semakin membaik. Pada hari ke-5 mama dan adikku diizinkan pihak rumah sakit untuk pulang ke rumah dan ketika mendengar kabar itu saya merasa bersyukur karena Tuhan memulihkan keadaan orang yang aku cintai. Namun ternyata proses itu tidak berhenti disitu ketika dua hari di rumah adekku kembali merasa kesakitan yang luar biasa, tetapi ada yang berbeda dengan sakit yang ia rasakan kali ini di mana setiap kali mama mendoakannya dia merasa kesakitan dan seluruh badannya terasa panas dan ketika mama berhenti berdoa dia tidak mengalami kesakitan. Hal itu merupakan keganjalan untuk kami sekeluarga ketika itu tugas kami terus mendoakannya. Pada saat seperti itu kami mengingat kisah Ayub yang di mana Tuhan mengizinkan iblis untuk menggoda iman Ayub apakah hatinya masih berpaut kepada Allah atau tidak? Kami mengerti bahwa iblis sedang mengusik hidup adekku di mana Iblis ingin mengetahui apakah iman adekku tetap untuk Tuhan atau tidak. Untuk kesekian kalinya saya harus mengatakan bahwa Tuhan yang kita miliki adalah Tuhan yang begitu dahsyat dan luar biasa, Dia tidak akan terlambat untuk menolong anak-anak-Nya yang Dia kasihi. Tangan-Nya yang penuh kasih mengangkat hidup kami di saat kami merasa tak mampu lagi berdiri untuk melewatinya. Entah, tepatnya di tanggal berapa tiba-tiba tante dan tim doa datang ke rumah untuk mengunjungi kami sekeluarga dan di situ kami semua berdoa dan memerangi segala kuasa yang ada dalam tubuh adekku. Ketika selesai berdoa salah satu hamba Tuhan tersebut mengatakan bahwa ada kuasa lain yang ada dalam tubuh adekku dan kami sekelurga harus terus berdoa dan berdoa. Namun setelah itu adekku tetap merasa kesakitan dan kesakitan hingga tiba-tiba rasanya Allah mengingatkanku untuk membawa adek ke salah satu hamba Tuhan yang sama sekali belum pernah kutemui sebelumnya. Namun Roh Kudus berkata begitu kuat di dalam hatiku. Pada saat itu posisiku sedang dalam perjalanan kembali ke kostanku dan seketika itu saya segera menelepon orang tuaku dan menyampaikan hal tersebut dan akhirnya mamaku menghubungi budheku menanyakan tempat tinggal hamba Tuhan tersebut karena ternyata hamba Tuhan ini pelayanan di gerejanya budhe. Hingga akhirnya keluargaku berkunjung ke tempat hamba Tuhan tersebut dan berdoa bersama melakukan peperangan. Ketika proses peperangan, adekku terus-menerus memberontak karena tubuhnya merasa kesakitan dan peperangan itu tidak berlangsung sekali saja namun hingga 4 kali sampai di mana kekuatan kuasa roh jahat itu keluar dari dalam tubuh adekku. Di saat itu adekku mulai sadar betapa sudah lama ia tidak membangun hubungan pribadi dengan Tuhan setiap harinya sehingga ia merasa kosong dan hidupnya penuh amarah dan emosi. Setelah kejadian itu Tuhan mengingatkan kami tentang mezbah keluarga kami yang dari kecil kami adakan namun beberapa tahun ini kami mengabaikannya dan kami mengerti bahwa ini teguran buat kami untuk kembali membangun mezbah keluarga itu kembali. Sejak saat itu kami memulai membangun mezbah keluarga kami. Dimana setiap jam 7 malam kami menyembah Tuhan, membaca firman dan berdoa bersama-sama dan benar ketika, "Dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka." Saat itu kami benar-benar merasakan pemulihan terjadi dalam kehidupan keluarga kami dan aku melihat adekku yang dulunya gampang sekali emosi dan marah kini ia berubah menjadi lelaki yang lemah lembut dan hari-harinya berisi puji-pujian kepada Tuhan. Ia belajar taat untuk membaca Firman Tuhan setiap harinya dan beberapa bulan lalu dia menikmati buah ketaatannya yaitu dia bisa masuk kedalam 5 besar di kelasnya. Yang selama dia menikamti bangku sekolah belum pernah dia dapatkan karena factor kesehatannya yang tidak baik. Janji Allah dalam Amsal 1:7 sangat jelas yaitu, "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan." Satu per satu pemulihan terjadi di dalam kehidupan keluarga kami dan kami merasa sangat bersyukur meskipun sudah banyak uang yang dihabiskan untuk berobat namun semua terbayar karena kebaikan dan cinta kasih-Nya yang tiap hari kami rasakan hingga saat ini. Kami tidak pernah menyesali semua yang terjadi karena kami percaya bahwa bersama Bapa kami mampu melalui setiap proses-proses yang membuat level sekolah kehidupan kami akan naik dan tidak akan turun. Haleluya, terpujilah Tuhan yang dahsyat dan hebat. Saudara-saudara yang terkasih, tetaplah berpengharapan dan berpegang erat kepada Tuhan. Pertolongannya tidak akan pernah terlambat dan akan selalu tepat pada waktu-Nya. Nikmatilah proses yang Tuhan berikan di dalam hidupmu, hal itu membuktikan bahwa DIA begitu mengasihimu sehingga DIA tidak ingin imanmu kendor di dalam-Nya. Selamat naik level bersama-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Salam, Fania Bersama-Mu Bapa is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 10 Feb 2015 04:00 PM PST Seorang pendeta di sebuah gereja bertanya kepada salah seorang jemaatnya yang masih berusia muda, "Nak, jikalau besuk hari Senin kamu mau mengikuti ujian semester tetapi cuaca saat itu sangat hujan lebat. Apakah kamu akan tetap datang untuk mengikuti ujian?" Pemuda itupun menjawab, "Tentu saja pak, saya akan datang. Saya akan pakai jas hujan, sepatu akan saya bungkus dengan plastik dan saya akan mencari cara supaya saya tidak terlambat mengikuti ujian tersebut." Dengan tersenyum pendeta itu berkata, "Lalu bagaimana jika kamu ingin ke gereja, tetapi saat itu hujan lebat sekali. Apakah kamu akan tetap datang beribadah?" Pemuda itu menjadi diam tanpa bisa berkata-kata. Minggu lalu pemuda itu tidak datang beribadah karena saat itu hujan lebat dan ia malas untuk datang ke gereja. Seringkali untuk urusan duniawi kita bisa mencari cara dan menggunakan akal kita secara maksimal dengan tujuan kita bisa mendapatkannya. Kita lakukan apa saja demi sebuah ujian, demi mengunjungi pacar, mencari pekerjaan, perjalanan dinas pekerjaan kantor dll. Sedangkan untuk urusan dengan Tuhan, kita cepat sekali menyerah. Dengan mudahnya kita berkata, "Tuhan, Engkau tahu kerinduanku untuk datang ke gereja dan beribadah, tapi saat ini hujan lebat dan jalanannya tergenang air. Ampuni aku ya, Tuhan." Apakah demikian kerinduan kita kepada Tuhan yang Empunya langit dan bumi? Bukankah kita seharusnya masih bisa berupaya untuk tetap datang beribadah? Marilah kita belajar dari seorang Zakheus. Dia seorang yang pejabat yang kaya, tetapi tidak menjaga gengsinya untuk bertemu dengan Yesus. Dia seorang yang pendek tetapi mau berusaha dan tidak menyerah untuk berjumpa dengan Yesus. Dia gunakan akalnya untuk mencari cara agar bisa melihat Yesus yaitu dengan memanjat pohon ara. Kerinduan seorang Zakheus yang tanpa ada kata "tapi" meskipun dia orang yang kaya, orang yang bertubuh pendek bahkan orang yang dianggap berdosa. Lantas bagaimana dengan kita? Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Lukas 19 : 4,10 Renungan oleh Natanael JK Rindu tanpa “Tapi” is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@