Pengemis yang Bau |
Posted: 10 Jan 2015 04:00 PM PST Siang itu aku melihat ada seorang pengemis yang sangat bau memasuki sebuah pertokoan yang mahal. Pengemis itu tanpa ragu-ragu mulai memilih-milih baju. Aku melihat bandrol yang terpasang pada baju-baju itu. Sepuluh juta rupiah. Sudah pasti pengemis itu tidak sanggup untuk membelinya. Dengan lembut pelayan toko itu membantu untuk memilihkan baju dan mempersilahkan untuk mencobanya. Aku merasa heran karena pikirku pelayan itu akan mengusirnya. Pelayan itu memperlakukan pengemis itu dengan istimewa. “Mengapa kau tak mengusir pengemis itu? Sangat bau dan kotor,” kataku. “Setiap orang yang memasuki toko ini adalah sama, termasuk pengemis itu. Aku tidak punya hak untuk menilai tentang dirinya, yang perlu aku lakukan adalah melayaninya dan tetap berbuat baik,” jawab pelayan toko. Terkadang kita selalu pilih kasih untuk bisa berbuat baik. Kita kerap menilai seseorang dari fisik dan tanpa sadar mulai membeda-bedakannya. Tuhan ingin agar kita mengasihi semua orang tanpa memandang baik atau buruknya orang tersebut. Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. Ibrani 13:1-2 Pengemis yang Bau is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@