Bacaan Alkitab : Matius 9:9-13
Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Matius 9:13).
Kita pasti pernah bertemu atau menghadapi seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan. Mungkin saat itu keadaan kita sangat tidak memungkinkan untuk memberikan pertolongan. Dengan kata lain, kita sedang mempunyai banyak pekerjaan, keperluan pribadi, keperluan keluarga, dan lain sebagainya.
Dengan keadaan seperti itu, tentunya kita akan sangat gampang mengatakan :
- “Maaf, saya tidak bisa membantu...”
- “Maaf, saya sedang sibuk...”
- “Maaf, saya lagi punya urusan lain...”
- “Maaf, saya sedang banyak kebutuhan yang harus segera dipenuhi....”.
Bisa saja memang kita sedang membutuhkan waktu untuk berkonsentrasi atau fokus terhadap sesuatu yang menjadi keperluan kita. Tapi pernahkah kita berpikir bagaimana jika orang yang meminta pertolongan tersebut benar-benar terdesak? Mungkin kita berkata bahwa urusan kita juga sangatlah penting, tapi bagaimana jika apa yang mereka hadapi ternyata jauh lebih penting dan lebih mendesak?
Dalam Matius 9:13, Tuhan Yesus berkata: "Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Mengapa belas kasihan lebih dikehendaki oleh Tuhan Yesus dibandingkan dengan persembahan? Banyak hal yang menjadi jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :
- Persembahan bisa jadi didasarkan pada motivasi-motivasi lain di luar rasa belas kasih.
- Kita bisa memberikan persembahan karena sekedar kewajiban, sekedar syarat,
- Memberikan persembahan dengan tujuan dan motivasi agar kita diberkati.
- Memberikan persembahan agar terlihat baik di mata manusia.
Mengapa? Karena mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. Ibu janda itu memberikan dari kekurangannya, dan itu hanya mungkin dilakukan ketika seseorang memiliki kasih dalam hidupnya. Ibu janda tersebut tahu bahwa meskipun kecil, setidaknya ia bisa berkontribusi dalam pekerjaan Tuhan, semata-mata karena ia mengasihi Tuhan, menyadari apa yang ia miliki semuanya berasal dari Tuhan juga, dan dengan itu ia pun bisa membagi berkat dan kasih kepada sesamanya.
Tuhan Yesus lebih menghendaki belas kasihan daripada persembahan, karena apa yang dilihat Tuhan bukanlah apa yang terlihat dari luar, melainkan apa yang berasal dari dalam. Apa yang ada dalam hati kita ketika memberi, baik dalam bentuk apapun, itulah yang akan membuat perbedaan.
Sama halnya dengan Bapa di Sorga yang begitu murah kasih, yang menganugerahkan kasih karunia-Nya secara berlimpah kepada kita. "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."(Lukas 6:36).
Kepada yang murah hati, yang memiliki hati berbelas kasihan, Tuhan Yesus menjanjikan seperti ini: "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan." (Matius 5:7).
Mungkin mereka yang butuh bantuan datang di saat-saat yang kurang tepat, tapi apakah itu berarti kita boleh mengabaikan dan menunda melayani mereka? Seperti halnya Tuhan Yesus, hendaklah kita pun memiliki rasa belas kasihan untuk rela menyisihkan waktu kita dan memberikan sebagian dari apa yang kita miliki untuk menolong orang yang sedang putus asa dan sangat membutuhkan bantuan.
KASIHILAH SEBANYAK-BANYAKNYA ORANG YANG ADA DISEKITAR KITA KARENA TUHAN MELIHAT SETIAP HATI YANG MEMBERI DENGAN SUKACITA, DAN DIA AKAN MEMBERIKAN KEBAHAGIAAN DAN KEMURAHAN DALAM HIDUP KITA.
@
Tagged @ Alkitab
Tagged @ ALLAH
Tagged @ ALLAH TALLA
Tagged @ KUDUS
Tagged @ Renungan Harian
Tagged @ Renungan Harian Kristen
Tagged @ ROH KUDUS
Tagged @ Tuhan Yesus
Tagged @ Yesus