Rindu Ayah |
Posted: 14 Mar 2015 04:00 PM PDT Aku baru saja bekerja sebagai seorang guru. Ketika jam istirahat dimulai, seluruh murid berhamburan meninggalan ruangan, namun tidak dengan gadis kecil dengan pita merah mudah. Dia tampak serius menulis sesuatu pada buku kecilnya. Gadis kecil itu menatapku lalu memasukkan bukunya ke dalam laci sebelum akhirnya berlari meninggalkan ruangan. Aku menjadi ingin tahu apa yang sebenarnya sedang ia tulis. “Aku rindu ayah. Ibu bilang, pria yang setiap hari tidur di sampingnya adalah ayahku. Namun aku tak pernah merasakan cinta darinya. Memang benar bahwa dia yang menghidupku dan juga ibu tapi setiap malam aku harus membayarnya dengan air mata. Tuhan, apakah Kau mendengarku? Tuhan, apakah Kau benar-benar baik? Berikan padaku seorang ayah yang baik.” Setalah membacanya, akupun menangis. Aku pernah merasakan hal itu. Aku juga rindu akan kasih sayang seorang ayah. Dulu aku hanya meminta tanpa bisa mengubah apapun. Kini aku sadar bahwa cinta itu akan aku dapatkan ketika aku mulai memberikannya kepada orang lain. Orang itu adalah ayah tiriku. Jangan pernah hidup hanya dengan menuntut yang terbaik tanpa kita melakukan hal baik terlebih dahulu. Ketika kita ingin sebuah perhatian dari orang lain, maka kita juga harus mulai untuk memperhatikan mereka terlebih dahulu. Jika kita ingin dikasihi, maka kita harus mengasihi lebih dulu. Itulah yang selalu Tuhan ajarkan kepada kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. 1 Yohanes 4:11 Rindu Ayah is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@