Janji Tuhan |
Posted: 18 Jan 2015 06:26 PM PST Akhir tahun 2014 kemarin Indonesia dikagetkan dengan berita hilangnya salah satu pesawat komersil, yang akhirnya diketahui bahwa pesawat tersebut ternyata mengalami kecelakaan. Sebelumnya, pada saat pesawat belum ditemukan dan masih berstatus “hilang kontak”, saya melihat di berita banyak keluarga penumpang datang ke bandara dan cemas menunggu kabar dari keluarga yang mereka kasihi. Banyak yang menangis, melihat berita itu membuat saya juga ikut merasa cemas dan sedih sekali. Saya membayangkan bagaimana perasaan mereka, pasti khawatir dan sedih sekali, dan di saat seperti ini tentu mereka berdoa memohon kepada Tuhan untuk keselamatan keluarga mereka, apapun agama mereka. Saat itu saya teringat firman Tuhan di Matius 21:22 “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya,” juga Matius 7:8 “Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Maka saya berdoa memohon kepada Tuhan, agar Tuhan sudi menunjukkan kuasa-Nya dengan memperlihatkan mujizat pada akhir tahun 2014, agar pesawat boleh segera ditemukan dan seluruh penumpang serta awak kapal selamat. Pagi, siang, sore, malam, berita di televisi terus fokus pada kejadian itu. Setiap kali saya melihat berita tersebut, melihat keluarga penumpang yang begitu cemas dan terus berharap akan keselamatan keluarga mereka, saya teringat lagi, dan berdoa lagi. Saya bayangkan, kalau saya saja merasa khawatir dan sedih, bagaimana perasaan keluarga penumpang? Tentu mereka berdoa siang malam dengan sungguh-sungguh memohon belas kasihan Tuhan. Tiga hari sejak hilangnya pesawat, ternyata lokasi pesawat ditemukan dan ditemukan juga beberapa jenazah penumpang. Sempat saya lihat bagaimana reaksi keluarga penumpang saat melihat berita di televisi, ada yang histeris, ada yang pingsan. Tentu luar biasa sedih dan kecewa perasaan mereka saat itu. Saya pun merasa sedih dan kecewa. Saya bertanya dalam hati, kenapa saya berdoa meminta, dan saya tidak mendapat? Keluarga penumpang yang saya yakin berdoa dengan jauh lebih memohon dan berharap, juga tidak mendapat jawaban yang diminta. Saya merasa kecewa, tahun 2014 harus ditutup dengan berita yang menghancurkan hati. Saya jadi goyah, saya ragu dengan firman yang saya baca. Banyak sekali pertanyaan muncul dalam benak saya, pertanyaan yang tidak akan pernah bisa dijawab oleh manusia. Pertanyaan yang hanya Tuhan yang tahu jawabannya. Beberapa hari kemudian, saat saya merenungkan lagi Matius 7:8, saya teringat kisah Tuhan Yesus berdoa di Taman Getsemani sebelum Dia ditangkap. Di Matius 26:36-42 disebutkan bahwa saat itu Yesus merasa “sangat sedih dan seperti mau mati rasanya”. Lalu Yesus berdoa, “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39). Dan kemudian di Matius 26:42 untuk kedua kalinya Yesus berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” Saat itu Yesus mengetahui apa yang akan Ia hadapi, “cawan” yang dimaksud dengan penderitaan. Yesus juga merasa takut, sedih, Yesus juga berdoa memohon, kalau bisa Ia tidak melalui penderitaan (cawan) itu. Tetapi pada akhirnya Yesus menyerahkan segalanya pada kehendak Bapa, dan Yesus tetap “meminum cawan-Nya”, akhirnya Yesus menerima semua penyiksaan dan penghinaan sampai akhirnya Dia wafat di salib. Ternyata, Yesus yang adalah satu-satunya Putra Allah juga mengalami hal demikian. Ia sedih, takut, Ia berdoa memohon, dan akhirnya semua tetap berjalan sesuai kehendak Allah Bapa menurut apa yang dipandang-Nya baik. Kalaupun manusia terus mencari jawaban di dalam kitab suci, ada hal tertentu yang tidak akan pernah terjawab oleh manusia. Akal budi manusia itu terbatas, tidak mampu menyelami segala rencana Allah. Manusia bisa berdebat satu sama lain, entah satu agama ataupun berbeda agama, pada akhirnya tidak akan ada jawaban pasti seperti halnya hal ilmiah atau ilmu pengetahuan yang bisa dibuktikan. Semua kembali kepada pilihan masing-masing. Bukan berarti tidak ada gunanya membaca kitab suci. Lagi-lagi semua itu kembali kepada pribadi masing-masing. Ada baiknya kita berdoa mohon bimbingan Roh Kudus agar kita mendapatkan pengertian yang benar dari apa yang kita baca. Hal itu akan menguatkan dan membantu kita menjalani masa-masa sukar dalam hidup, tetapi ada saatnya di mana kita tidak bisa memaksakan atau menuntut Allah dari apa yang kita baca. Bahwa ada hal yang tidak bisa kita ketahui dengan pasti, saat kita sudah berusaha maksimal, berdoa maksimal, mungkin disertai puasa dan segala macam, juga saat itulah kita berserah kepada Allah. Mudah dikatakan dan sulit sekali untuk dijalani. Benar. Saya sendiri sering menuntut dan mempertanyakan isi kitab suci, dan terkadang menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi. Sering. Namun saya bersyukur bahwa saya masih punya keinginan untuk membaca kitab suci walaupun kadang-kadang tidak rutin. Saya terus berharap agar kita semua belajar untuk berserah kepada Tuhan dalam keadaan apapun. “Meskipun badai silih berganti dalam hidupku, kutetap cinta Yesus selamanya.” Semoga artikel ini bisa menjadi berkat bagi teman-teman semuanya. Artikel dikirim oleh “K” Janji Tuhan is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 18 Jan 2015 04:00 PM PST Saya pernah mengalami jatuh cinta, dimana pilihan hati saya telah jatuh kepada seseorang. Saat saya merasa jatuh cinta, maka saya akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemuinya atau bahkan agar bisa bertegur sapa setiap hari. Cinta itu akan melakukan perjuangan untuk bisa mendapatkan hati kekasihnya. Perlu kita sadari bahwa perlu berhati-hati sebelum kita memutuskan untuk mencintai seseorang karena jika kita salah memilih, maka semua perjuangan itu akan terasa sangat menyakitkan. Oleh sebab itu, berikanlah cinta pada seseorang yang tepat. Lantas, sudahkah kita memberikan hati kita kepada Tuhan? Sudahkah kita memilih Tuhan untuk kita cintai? Sudahkah kita menemuinya dalam doa? Jika kita bisa melakukan hal tersebut untuk manusia, mengapa kita tidak bisa melakukannya untuk Tuhan? Tuhan-lah yang memberikan kita kehidupan. Tuhan juga telah memberikan kesehatan, sukacita, damai sejahtera dan berkat-Nya kepada kita setiap hari. Tuhan begitu mencintai kita. Apakah kita sudah membalas cintanya Tuhan? Mari selidikilah hati kita masing-masing. Marilah kita menyelidiki dan memeriksa hidup kita, dan berpaling kepada TUHAN. Ratapan 3:40 Jatuh Hati is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@