Damai Sejahtera Nyata |
Posted: 22 Jan 2015 10:40 PM PST Syalom, Sejak menjadi seorang pelayan Tuhan di komisi anak sekolah Minggu, tantangan demi tantangan semakin berat hari lepas hari, minggu lepas minggu dan seterusnya. Aku dituntut untuk menjadi seorang Guru Sekolah Minggu yang menjadi teladan buat mereka dan menyatakan kasih Yesus kepada mereka melalui diriku bukanlah hal yang mudah. Setiap anak akan melihat sikap dan perilaku guru dibanding mendengarkan cerita Alkitab yang disampaikannya. Sementara masih banyak kelemahanku dan masalah, baik dari dalam diri sendiri maupun di luar diri yang semakin lama semakin sulit itu, tidak sanggup kuatasi sendiri. Kadang aku hampir menyerah dengan semua godaan itu. Namun kasih Yesus lebih besar dari semua masalah yang kualami itu. Aku percaya pada Firman-Nya yang menyatakan adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan (Ratapan 3:26) dan Tuhan akan menyelesaikan-Nya bagiku! (Mazmur 138:8). Sungguh janji yang manis dan berkat rohani dan jasmani melampaui akal pikiranku juga bagi semua orang yang mau mengimani-Nya. Damai sejahtera Kristus sungguh nyata di hidupku dan sekarang aku semakin berani bersaksi tentang Dia, dimana pun juga. Terima kasih Tuhan Yesus. Salam, Vita Damai Sejahtera Nyata is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 22 Jan 2015 05:54 PM PST Kejadiannya sudah empat tahun yang lalu namun membawa efek positif dalam meningkatkan keimanan saya sampai sekarang, diubah, dipulihhan dan dipimpin bersama TUHAN dan semoga hingga tak berkesudahan di dalam menekuni pelayanan yang di berikan TUHAN. Saat itu dengan tiba-tiba mendadak seluruh badan saya lemas, anggota tubuh lambat laun tapi cepat hanya dalam hitungan menit tak dapat digerakkan, lemas tak berdaya dan singkat kata saya langsung dibawa ke rumah sakit oleh anak saya, untuk dirawat inap. Saya merasakan tubuh ini menjadi semakin menyusut, menurun drastis tetap tak dapat bergerak dengan perasaan tak nyaman yang berlangsung tiga hari berturut-turut. Selama tiga hari dengan keadaan tergeletak antara sadar dan tidak, saya terus-menerus berdoa pada TUHAN, terutama doa yang diajarkan TUHAN KRISTUS YESUS kepada murid-murid-NYA yaitu “Doa BAPA kami” dengan penuh keyakinan dan mengimani doa tersebut sangat besar artinya terutama dalam kenyamanan kedamaian hati, memberi kekuatan yang luar biasa dan berangsur menyembuhkan sakit yang saya derita. Saya teringat dengan peristiwa Yunus yang mengingkari panggilan Tuhan untuk melayani, sehingga dengan berbagai dalih kepada TUHAN, ia menghindar dan melarikan diri ke Tarsis dengan maksud menjauh dari hadapan Tuhan dan singkat kata dalam perjalanan sewaktu di kapal, TUHAN menurunkan angin ribut dan badai dahsyat dan ahkirnya dengan mengakui keberadaannya, Yunus menyediakan diri untuk dibuang ke laut. Namun atas kehendak Tuhan ia berada dalam perut ikan selama tiga hari dan berdoalah ia dengan mengucap syukur mengakui semua kesalahan, memohon ampun dan atas kehendak TUHAN, Yunus diselamatkan kembali (Yunus 1:1-17 dan 2:1-10). Peristiwa Yunus sama seperti yang terjadi pada diri saya, perlu diketahui bahwa saya waktu itu diberi kepercayaan untuk melayani sebagai koordinator koor Gereja dalam rangka persiapan Ibadah Natal namun tiba-tiba harus pergi ke Jakarta untuk menemui anak-anak, walau telah meminta izin kepada Majelis dan Jemaat di Gerejaku di Pekalongan saat sebelum kejadian sakit. Saya menyadari dengan sepenuh hati telah membuat kekeliruan besar terhadap pelayanan yang dipercayakan TUHAN waktu itu, dengan meninggalkan dan menghindari kepercayaan yang diberikan TUHAN sebagai jemaat untuk melayani yaitu pergi ke Jakarta meninggalkan Pekalongan, meninggalkan latihan koor yang berlangsung, dengan berbagai keluh-kesah di dalam hati dengan berbagai alasan dalam menjalani proses pelayanan yang ahkirnya terjadi seperti yang saya alami. Namun saya juga menyadari bahwa kasih TUHAN menyertai saya ini terbukti selama saya sakit tergeletak tak bergerak tiga hari berturut-turut hanya berserah memenjatkan doa, memuliakan nama-NYA, memohon ampun, mengucap syukur dengan “Doa BAPA kami” yang sangat besar kuasanya, yang selalu saya ulang-ulang mungkin sampai berapa kali tak diingat dalam keadaan antara sadar dan tidak, dan menakjubkan, TUHAN mendengar doaku yang ahkirnya dengan Mujizat-NYA saya dinyatakan sembuh pulih berkekuatan kembali persis di hari ketiga. Hingga sampai sekarang hikmat yang saya dapatkan dari TUHAN akibat peristiwa tersebut luar biasa menakjubkan setiap harinya. Saya tidak berani lagi meninggalkan arti pelayanan yang diberikan TUHAN kepada saya, akibat peristiwa tersebut menjadi hilang rasa kekhawatiran di hati, semua menjadi berjalan bersama TUHAN, tidak ada perasaan untuk menolak setiap melakukan pelayanan, bahkan setiap hari ada dorongan-dorongan baru di dalam jiwa ini untuk melayani mereka dalam menumbuhkan semangat untuk terus percaya dan hanya menyembah kepada TUHAN kita KRISTUS YESUS saja. Dalam doa saya ingin lebih meningkat dalam menjalani pelayanan, walau di tengah cobaan tantangan gelombang yang menderu seolah hendak meruntuhkan dunia seperti sekarang ini, biarlah hidup ini untuk melayani saja sesuai talenta di dalam nama TUHAN sampai tak berkesudahan. “BAPA kami yang di surga dikuduskanlah namamu datanglah Kerajaan-Mu jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga, berikanlah kami pada hari ini makanan yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat, karena ENGKAU-lah yang Empunya Kerajaan dan Kuasa dan Kemuliaan sampai selama-lamanya”. Amin (Matius 6:9-13). Salam, Andjar Kuasa Doa Bapa Kami is a post from: Renungan Harian Kristen |
Posted: 22 Jan 2015 04:00 PM PST Saat itu anak unta sedang terlihat kebingungan. Anak unta itu merasa bahwa dirinya tampak berbeda dengan binatang yang lainnya. Ibunya memperhatikan dan mencoba untuk menanyakan sebab dari kegeliasahan dari anaknya tersebut. “Apa yang kau pikirkan nak?” tanya ibu unta. “Kenapa kita mempunyai punuk, kaki yang panjang dan bulat, serta bulu mata yang begitu panjang bu?” jawab anak unta. “Kita ini istimewa nak. Kita disebut sebagai binatang yang sangat hebat ketika harus melewati padang gurun. Punuk ini diguanakan untuk menympan air. Kaki yang panjang dan bulat berguna untuk kita bisa berjalan lebih cepat di atas pasir. Dan bulu mata ini akan melindungi mata kita dari butiran pasir,” jelas ibu unta. “Lalu apa guna semua itu jika kita berada di dalam kebun binatang?” tanya anak unta kembali dan ibu unta hanya bisa berdia diri. Sama halnya ilustrasi di atas, kita sering membanggakan diri dengan berbagai macam talenta dan kelebihan yang kita miliki. Namun saat semua itu tidak dipergunakan, maka untuk apa semua talenta dan kelebihan yang kita punya? Kita tidak bisa berkata “hebat” sebelum kita bisa melakukan sesuatu hal yang berguna bagi orang lain. Kita tidak bisa berkata “luar biasa” sebelum kita mengerjakan segala hal yang Tuhan Yesus kehendaki dalam kehidupan kita. Jangan sia-siakan talenta dan kelebihan yang kita miliki. Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah Ibrani 6:7 Anak Unta is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@