Sebuah Keranjang |
Posted: 22 Dec 2014 04:00 PM PST Seorang anak kecil sedang mengeluh kepada kakeknya karena selama berada di sekolah dia selalu mengalah dari teman-temannya. Anak itu merasa rasa mengalahkan tidak akan membuat dirinya merasa lebih baik, bahkan sering dianggap lemah. Sang kakekpun mulai mengambil keranjang lalu melubanginya. Kakek menyuruh cucunya untuk mengambil air dengan keranjang berlubang itu. Dengan semangat anak itu mulai berlari dan mengambil air. Setelah melakukan berulangkali dan kelelahan, air itupun tak pernah bisa dibawa ke hadapan kakeknya. “Kakek, aku lelah. Aku tak bisa menampung air itu dalam keranjang berlobang ini. Sangat mustahil.” “Kenapa kau hanya fokus pada airnya saja? Coba lihatlah pada keranjang itu. Tidakkah kau dapati hal yang berbeda? Dalam keranjang menjadi sangat bersih karena air itu telah membuang kotoran melalui lobang-lobang yang ada. Mungkin kau lelah dengan kebaikan yang kau lakukan, namun itu akan membuat hatimu semakin bersih di hadapan Tuhan.” Adakah di antara kita yang merasa letih untuk melakukan kebaikan kepada sesama? Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Amsal 4:18 Sebuah Keranjang is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@