Renungan Harian Kristen - MUSUH MENJADI KEUNTUNGAN


Bacaan Alkitab : 1 Samuel 18:21-29

Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya. (1 Samuel 18:29) 


Suatu kali saya pernah bertemu dengan seorang pimpinan redaksi sebuah penerbitan buku yang sudah cukup maju. Dalam obrolan itu, ada sebuah ungkapan yang membuat saya terkejut saat mendengarnya. Pimpinan itu berkata, “Saya lagi bingung. Saya merasa tidak ada musuh. Jadi saya merasa takut kalau tidak ada ancaman”. 

Saya jadi bertanya-tanya dengan hal ini. “Bukankah lebih bagus kalau tidak ada musuh? Bukankah kita akan lebih tenang jika tidak ada kompetitor dalam usaha kita?” Saya pun kemudian menanyakan alasannya dan pimpinan itu dengan bijaksana menjawab, “Sekarang perusahaan saya berada di level atas. Jika tidak ada musuh atau kompetitor yang selevel, kami akan menjadi sombong. Akibatnya kami bisa lengah dan kehilangan motivasi untuk menghasilkan buku-buku yang berkelas bagi pelanggan kami.”

Bagi Saul, Daud adalah kompetitor dan musuh yang sangat menakutkan. Saul sangat takut jika jabatan raja itu diambil oleh Daud. Sehingga timbul dalam hatinya kebencian yang besar untuk menyingkirkan Daud. Itu sebabnya mengapa Saul tidak bisa berubah hidupnya. Ketakutan dan kebencian telah mematikan motivasinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Orang yang berpikir positif akan berkata bahwa munculnya kompetitor baru adalah sebuah keuntungan. Mengapa? Karena ia bisa belajar rendah hati, belajar untuk makin kreatif serta bertumbuh pada kedewasaan. Bukankah ini sebuah keuntungan?

SEMAKIN BANYAK MUSUH DAN SEMAKIN BANYAK TANTANGAN,
AKAN MENJADIKAN KITA MAKIN KREATIF.   





@



Popular This Week

Renungan Harian Kristen - MUSUH MENJADI KEUNTUNGAN