Banyak orang mengeluh saat mengalami pencobaan atau penderitaan. Sebagian bahkan menyalahkan Tuhan karena membiarkan mereka berada dalam pencobaan dan penderitaan. Sebagian lagi mengira bahwa Tuhan yang mendatangkan pencobaan itu.
Tidak ada seorang manusiapun yang bebas dari pencobaan, bahkan meskipun itu Anak Allah sekalipun, ataupun malaikat di surga. Sebelum manusia diciptakan, Tuhan menciptakan para malaikat di surga, dan iblis adalah salah satu malaikat yang kemudian terjatuh ke dalam dosa karena keserakahannya. Iblis juga membawa kejatuhan sepertiga dari malaikat di surga yang ikut dilemparkan dari surga ke dalam dunia ini.
Namun bukan Tuhan yang mencobai manusia, tetapi Tuhan membiarkan kita dicobai oleh iblis untuk memurnikan iman kita, untuk menunjukkan kasihNya kepada kita, agar di tengah pencobaan, kita dapat melihat karya Tuhan dalam hidup kita, dapat memuliakan Tuhan.
Pencobaan dapat menjadi suatu proses bagi kita untuk belajar, belajar menjalani hidup bersama Tuhan, belajar mengenal Tuhan dengan lebih akrab. Orang mengatakan “Tak kenal maka tak sayang.” Makin mengenal Tuhan, maka kita akan mengasihi Tuhan dan menikmati karya-karyaNya, berkatNya dalam hidup kita.
Manusia memang diciptakan untuk menghadapi pencobaan. Manusia pertama Adam dan Hawa dicobai bukan ketika mereka hidup dalam kesusahan tetapi justru ketika mereka berada di taman Eden, mereka masih sebagai orang suci, masih menikmati hidup senang tak ada satu kekurangan sama sekali, masih menikmati hubungan langsung dengan Tuhan, dapat berbicara langsung dengan Tuhan setiap hari.
Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan untuk dicobai oleh Iblis. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk dicobai entah sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, ataupun setelah jatuh ke dalam dosa. Bukan saja kemampuan untuk dicobai, tetapi juga untuk dibawa kedalam pencobaan melalui ijin Tuhan.
Roh membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis. Setelah Yesus dibaptis di sungai Yordan, Yesus dipenuhi oleh Roh Kudus yang turun menyerupai burung merpati dan suara dari Allah Bapa yang membenarkan dan meneguhkan Yesus sebagai Anak-Nya yang terkasih. Allah Bapa kemudian mengijinkan Yesus dibawa oleh Roh untuk dicobai di padang gurun oleh Iblis.
Sebagai manusia, Yesus bukan satu-satunya yang diijinkan untuk dicobai. Ada Adam dan Hawa, ada Abraham yang diminta mengorbankan anaknya Ishak, Abraham jatuh karena Sara tak sabar menunggu anak perjanjian dan memberikan Hagar kepada Abraham. Ayub mengalami pencobaan yang berat kehilangan anak-anak dan harta benda. Ada Yusuf, ada Daud yang jatuh ke dalam pencobaan berzinah dengan isteri orang lain, dan masih banyak lagi.
Malaikat di surga juga mengalami pencobaan dan sepertiga dari seluruh malaikat terjatuh dalam dosa dan dicampakkan bersama Iblis ke dunia.
Kalau Tuhan membiarkan malaikat bahkan manusia pertama dicobai iblis, maka tak ada alasan bagi kita untuk mengeluh bila harus berhadapan dengan pencobaan. Hal itu sudah menjadi suatu keharusan, termasuk Yesus juga sebagai Anak Allah dalam tubuh manusia.
Pertanyaannya adalah : Apa maksud Allah membiarkan manusia dicobai oleh iblis?
Pencobaan merupakan suatu tantangan untuk membuktikan atau menunjukkan kualitas diri kita, siapa kita sebenarnya, apakah kita terbuat dari emas murni atau campuran, atau hanya tanah liat di hadapan Allah.
Bagi Allah, cobaan pada manusia memberikan kesempatan bagi Allah menunjukkan kasihNya yang besar kepada manusia. Jadi cobaan itu sendiri adalah suatu keuntungan yang besar bagi manusia, suatu situasi dimana kasih Allah, berkat Allah, kuasa Allah menjadi lebih nyata bersinar dalam hidup manusia.
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (Roma 8:26)
Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. (1 Korintus 15:43).
Paulus bersaksi dalam 2 Korintus 12:7-10 bahwa ia diberi suatu duri dalam dagingnya atau dalam Alkitab terjemahan sehari-hari, semacam penyakit supaya ia jangan terlalu sombong karena penglihatan-penglihatan yang luar biasa itu, ia diberikan semacam penyakit pada tubuh yang merupakan alat Iblis. Penyakit itu diberikan untuk memukul dia supaya ia tidak menjadi sombong. Tiga kali dia berdoa kepada Tuhan supaya penyakit itu diangkat dari padanya. Tetapi Tuhan menjawab, "Aku mengasihi engkau dan itu sudah cukup untukmu; sebab kuasa-Ku justru paling kuat kalau kau dalam keadaan lemah." Itu sebabnya Paulus lebih senang membanggakan kelemahan-kelemahannya, sebab menurut Paulus apabila ia lemah, maka justru pada waktu itulah dia merasakan Kristus melindungi dia dengan kekuatan-Nya.
Manusia diijinkan mengalami pencobaan, tetapi manusia dilarang jatuh ke dalam dosa. Sebagai manusia kita diperhadapkan dengan berbagai cobaan hidup, dan menjadi kewajiban kita untuk tidak jatuh dalam dosa. Oleh karena itu kita perlu belajar bagaimana bersikap dalam menghadapi pencobaan, dan kalau kita terpaksa jatuh dalam pencobaan.
Bersikap benar dalam pencobaan: Belajar dari Yesus bagaimana mengenal cara iblis mencobai manusia dan bagaimana menang dalam pertempuran melawan pencobaan iblis.
I. Cobaan Pertama
Iblis selalu memanfaatkan kelemahan dalam diri manusia berupa kebutuhan fisik manusia: sandang, pangan, papan, hiburan, dsb. Yesus sedang lapar dan haus sesudah puasa. Dalam taman Eden kekurangan fisik tak ada, Adam dan Hawa tidak mengalami kekuarang fisik, jadi iblis tidak menggunakan cara ini. Iblis selalu mempelajari dengan cermat siapa yang akan dicobainya. Yesus adalah Anak Allah. Sebagai Anak Allah, Yesus mampu melakukan apa saja, termasuk mengubah air jadi anggur atau batu jadi roti. Jadi iblis meminta Yesus mengubah batu jadi roti. Yesus menangkal cobaan ini menggunakan Firman Allah untuk mematahkan cobaan iblis. Manusia tidak sekedar hidup dari roti saja, tetapi dari Firman yang kelaur dari mulut Allah.
Kalau Yesus menuruti keinginan iblis, berarti Yesus membenarkan bahwa hidup manusia hanya tergantung pada kebutuhan fisik saja, tak ada kebutuhan rohani. Kebutuhan fisik adalah kebutuhan jasmani manusia yang sudah jatuh dalam dosa karena kejatuhan Adam dan Hawa. Roti melambangkan kebutuhan fisik yang bukan segala-galanya bagi manusia. Banyak orang memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah tetapi hidupnya tidak tentram, tidak sejahtera, tak damai dalam hidupnya, dalam keluarganya bahkan lebih banyak menderita, dari pada orang yang biasa-biasa saja.
II. Cobaan Kedua
Iblis tidak mau dikalahkan hanya dengan satu cobaan. Cobaan kedua memanfaatkan Firman Tuhan. Karena Yesus mematahkan cobaan pertama dengan Firman Tuhan, iblis mencoba mengutip Firman Tuhan dalam cara yang salah untuk mencapai tujuannya. Hal yang sama pernah dilakukan pada manusia tak berdosa pertama, Adam dan Hawa. Dan iblis berhasil menjatuhkan mereka. Iblis menggunakan cara itu untuk mencobai manusia tak berdosa berikutnya, yaitu Yesus.
Melihat bagaimana Iblis menggunakan Firman Tuhan, maka kita perlu berhati-hati dengan nabi-nabi palsu yang seperti serigala berbulu domba karena mereka sering mengutip Firman Tuhan dengan maksud untuk mencapai tujuan terselubung menjerumuskan kita dalam perangkap Iblis.
Iblis membawa Yesus ke Yerusalem, kota suci, dan menaruh Dia di atas puncak Rumah Tuhan. Lalu Iblis berkata kepada-Nya, "Engkau Anak Allah, bukan? Kalau begitu, terjunlah ke bawah; sebab di dalam Alkitab ada tertulis begini, 'Allah akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya melindungi Engkau, mereka akan menyambut Engkau dengan tangan mereka, supaya kaki-Mu pun tidak tersentuh pada batu.'"
Ayat yang dipakai oleh Iblis diambil dari Mazmur 91:9-12: Sebab engkau menjadikan TUHAN pembelamu, Yang Mahatinggi kaujadikan pelindungmu. Maka engkau tak akan kena bencana, rumahmu tak akan kena ditimpa malapetaka. Allah menyuruh malaikat-Nya menjagai engkau, untuk melindungi engkau ke mana saja engkau pergi. Mereka akan mengangkat engkau di telapak tangannya, supaya kakimu jangan tersandung pada batu.
Iblis mengajak Yesus mendemontrasikan kuasa Allah untuk menyelamatkan Yesus. Hal yang sama terjadi juga ketika orang-orang Farisi mencobai Yesus, mereka meminta tanda ajaib daripadaNya tetapi Yesus menolak permintaan mereka (Matius 12:38-39).
Yesus menolak ajakan iblis dengan berkata: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Firman Tuhan yang dikutip oleh Yesus diambil dari Ulangan 6:16: Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Allah memang tempat perlindungan kita, dia menjaga kita, namun bukan berarti kita bisa berbuat seenaknya menantang bahaya dan kemudian berteriak memaksa Tuhan menolong kita. Jika kita tahu bahwa melompat dari gedung itu berbahaya bagi keselamatan kita, maka kita diminta untuk menjauhkan diri dari perbuatan seperti itu.
Iblis menggunakan logika keliru dengan meminjam Firman Tuhan. Iblis menyuruh Yesus melompat dengan alasan BapaNya akan menolong dia. Ini adalah logika yang keliru. Situasi Yesus tidak sama dengan situasi Daniel yang dilemparkan ke dalam gua singa, atau tiga temannya , Sadrach, Mesach dan Abednego, yang dilemparkan dalam tanur api yang dipanaskan tujuh kali. Mereka bukan sukarela atas keinginan mereka, tetapi dipaksa dengan kekerasan untuk memilih mengorbankan iman mereka atau dilemparkan ke dalam gua singa atau tanur api yang menyala-nyala.
III. Cobaan Ketiga
Iblis tidak langsung menyerah. Iblis membawa Yesus ke puncak gunung untuk menunjukkan seluruh dunia yang telah jatuh menjadi milik Iblis.
Iblis mengetahui bahwa tujuan Yesus ke dunia ini adalah untuk menebus orang berdosa. Karena itu Iblis menawarkan cara tercepat , tanpa harus melalui penderitaan di kayu salib. Cara Iblis ini gampang tetapi melanggar semua rencana Allah seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi bahwa Anak Manusia harus menderita di kayu salib.
Nubuat Nabi Yesaya ratusan tahun sebelum kedatangan Yesus berbunyi (Yesaya 53:3-5) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Meneliti cara kerja iblis
Iblis tidak hanya sekali mencobai kita, tetapi berkali-kali. Iblis memanfaatkan kelemahan jasmani kita. Ia juga memanfaatkan kelemahan pemahaman kita akan Firman Tuhan, memanfaatkan keinginan / ambisi kita dengan menawarkan cara tercepat atau termudah mencapai tujuan, tetapi dengan menyembah iblis.
Meneliti cara Yesus menangkal cobaan
Yesus selalu menggunakan Firman Allah untuk menangkal serangan iblis. Karena itu pakalilah seluruh kelengkapan senjata Allah agar kita dapat bertahan melawan tipu daya Iblis. Seperti yang disampaikan Paulus dalam Efesus 6:14-18: Berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbaju keadilan, bersepatu kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala situasi pergunakanlah perisai iman untuk memadamkan semua serangan dari si jahat, dan gunakan helm keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Yesus mengajarkan kita untuk tidak menggunakan kemampuan diri kita untuk melawan cobaan iblis tetapi berserah sepenuhnya kepada Allah dalam setiap pencobaan.
Apa yang terjadi bila pencobaan datang dan kita jatuh dalam perangkap iblis?
Yesus datang bukan untuk mencari orang benar, tetapi untuk mereka yang terbuang, mereka yang tersesat. Keselamatan kita bukan karena kemampuan kita, bukan karena usaha kita tetapi anugerah Allah kepada kita melalui iman kepada Yesus Kristus. Kita tidak dibenarkan oleh karena perbuatan kita, tetapi melalui iman kepada Yesus, melalui penyerahan diri sepenuhnya kepada Yesus kita dibenarkan.
Allah itu kasih, Dia tidak membuang kita karena dosa-dosa kita, tetapi melalui penerimaan kita pada Yesus, kita dibenarkan. Disitulah letak kasih Allah yang sangat besar. Allah itu penuh kasih dan bersedia menerima kita kembali, asal kita mau mengakui dosa-dosa kita.
Bila saat ini hidup kita berada dalam tekanan, kesulitan, bila kita berada dalam pencobaan. Ingat bahwa kita memang diciptakan untuk menghadapi pencobaan. Pencobaan memberi kita kesempatan untuk memberi diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. Justru melalui kelemahan kita, karya Allah menjadi jauh lebih nyata.
Bila kita tetap teguh berpegang pada iman kita kepada Allah, maka Dia tidak pernah gagal menolong orang yang berseru kepadaNya, Dia tidak pernah ingkar janji, Dia tak pernah berubah, perjanjianNya kekal selama-lamanya.
Mari kita belajar dari seekor ayam jantan. Meskipun hari kemarin dan semalam suntuk hujan dan angin badai menerpa, merobohkan pohon-pohon dan rumah-rumah, namun ketika pagi hari dan matahari terbit di Timur, ayam jantan ini melompat ke dahan pohon yang paling tinggi dan bekokok dengan suara senyaring-nyaring seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. Pagi memberi harapan baru. Lupakan hari buruk kemarin, dan sambutlah hari baru yang diberikan Tuhan kepada kita. Itulah hidup penuh ucapan syukur atas hari baru sebagai orang percaya. Selalu ada hari baru, yang berarti selalu terbuka jalan baru, harapan baru dan mujizat baru bagi kita.
Hiduplah setiap hari dengan mujizat dari Tuhan. Kalau anda hidup bersama Tuhan, anda dapat melihat dan merasakan mujizatNya setiap hari dalam hidup anda. Catatlah mujizat-mujizat itu sebagai tanda peringatan akan karya-karya Tuhan dalam hidup anda, dan muliakan Dia.
TUHAN MEMBERKATI ANDA
@
Tagged @ Artikel Kristen

