Bacaan Alkitab - Mazmur 86 : 1 - 12
"Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu." (Mazmur 86:11).
Saya pernah menerima telepon yang membuat saya sangat kaget. Begitu saya berkata, "Halo...", penelepon tersebut langsung marah- marah dan mengucapkan kata - kata kasar tanpa memberi saya kesempatan untuk berbicara sedikitpun. Setelah ia memutuskan telepon dengan sepihak. Ternyata, kesalahpahaman menjadi penyebab kemarahannya kepada saya. Ketika saya mencoba menghubungi untuk menjelaskan permasalahan pun, telepon saya tidak di terima olehnya.
Tanpa sadar, kadangkala kita juga berperilaku seperti penelepon tersebut ketika berdoa.. Sejak awal, kita terus berbicara kepada Alaah tampa memberi-Nya kesempatan untuk menjawab. Saya bersyukur punya Allah yang selalu mau membuka jalur komunikasi dua arah kepada umat-Nya. Sebagai orang yang sangat mengenal Allah, Daud mengerti bahwa Allah dapat di andalkan dalam segala situasi. Ketika ia membutuhkan pertolongan, ia mengekspresikannya melalui doa dan membuka hati juga untuk menerina "Sinyal Surgawi". Dikatakan pada ayat ke - 11 bahwa ia memohon agar Allah menunjukkan jalan-Nya. Hal itu berarti Daud mau membuka telinga rihaninya untuk menangkap "Sinyal Surgawi" dari Allah.
Apakah kita mengenal Allah seperti Daud mengenal Allah? Apakah kita sering berkomunikasi dengan-Nya dalam hidup sehari - hari? Kalau "ya", apakah kita juga membuka hati agar Allah berbicara kepada kita? Alangkah tidak nyamannya jika pembicaraan dilakukan searah saja. Kita hanya perlu membei waktu kepada Allah untuk berbicara dengan berdiam diri sejenak, sebab Allah dapat berbicara melalui telinga, jasmani, akal budi, hati, dan juga melalui firman-Nya.. Adakah Alkitab disamping kita waktu kita berdoa? Atau kita menganggap Allah saja yang perlu mendengar doa kita? Kalau demikian, alangkah ruginya kita punya Allah yang sanggup menunjukkan jalan-Nya kepada kita tetapi kita tidak dengarkan.
Apakah kita mengenal Allah seperti Daud mengenal Allah? Apakah kita sering berkomunikasi dengan-Nya dalam hidup sehari - hari? Kalau "ya", apakah kita juga membuka hati agar Allah berbicara kepada kita? Alangkah tidak nyamannya jika pembicaraan dilakukan searah saja. Kita hanya perlu membei waktu kepada Allah untuk berbicara dengan berdiam diri sejenak, sebab Allah dapat berbicara melalui telinga, jasmani, akal budi, hati, dan juga melalui firman-Nya.. Adakah Alkitab disamping kita waktu kita berdoa? Atau kita menganggap Allah saja yang perlu mendengar doa kita? Kalau demikian, alangkah ruginya kita punya Allah yang sanggup menunjukkan jalan-Nya kepada kita tetapi kita tidak dengarkan.
Mari kita ubah cara doa yang searah yang membuat hati kita serta telinga rohani untuk menangkap "Sinyal Surgawi" dari-Nya. Kita akan memperoleh kekuatan, ketenangan dan sukacita.
Kita dapat menyelesaikan lebih banyak hal dalam satu jam bersama Allah
daripada seumur hidup tanpa Dia
daripada seumur hidup tanpa Dia
RENUNGAN HARIAN
- Pendakwa dan Pemulih
- Burning The Bridge
- Sugesti atau Iman
- Walau Harus Sendiri
- Paradigma Allah
- Percaya Saja !
- Buah Keserakahan
- Melindungi Iman
- Penantian Kasih
- Setelah Bencana Usai
- Janji Tuhan
- Buat Apa Kuatir ?
- Kekayaan Jadi Kutukan
- Menuju Kesetiaan
- Trust vs Fear
- Sinyal Sorgawi
- Pertobatan Sejati
- Mempergunakan Waktu
- Tanda Kehadiran-Nya
- Hati-hati Berbicara
- Selamatkan Generasi
- Murah Hati
- Peringatan Bagi Hidup
- Kekudusan Pernikahan
- Perlindungan Sempurna
- Hidup Dengan Hikmat
- Menjadi Berkat
- Jangan Diremehkan
- Nilai Sebuah Ketaatan
- Hidup Untuk Kristus
- God Never Fails
@
Tagged @ Renungan Harian
Tagged @ Renungan Harian Kristen