Bacaan Alkitab : Kolose 3 : 16-17
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, …”
(Efesus 4:29)
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, …”
(Efesus 4:29)
Seorang suami sadar dirinya menderita penyakit Alzheimer dan ingatannya bakal hilang. Ia takut kelak tak bisa mengenali istri dan anaknya lagi sehingga ia menulis di catatan hariannya demikian : “Sayang, akan tiba harinya aku lupa segalanya. Tidak mengenalimu dan anak-anak, meski kalian di dekatku. Saat itu terjadi, maafkan aku! Ingatlah, aku sangat mengasihimu.” Esoknya, sang istri membaca tulisan suaminya sambil menangis. Ia menulis dibawahnya : “Sayang, jika semua itu terjadi, aku akan tetap merawatmu. Engkau telah melamarku dan setia di sampingku puluhan tahun. Aku mengasihimu bukan karena engkau mengingatku, tetapi karena aku mengingatmu.”
Betapa indahnya kehidupan pasangan yang saling bertolong-tolongan menanggung bebannya. Dengan kata-kata penuh kasih dan dorongan, mereka menguatkan pasangannya. Tetapi hal itu seringkali tidak bisa dilakukan oleh beberapa pasangan. Mereka lebih senang meluncurkan kritik yang melumpuhkan serta menyalahkan pasangannya atas hal-hal buruk yang terjadi dalam biduk rumah tangga.
Padahal menurut Paulus, sekalipun kekasih atau pasangan kita melakukan pelanggaran, kita tak perlu melukainya dengan kata-kata kasar. Ia perlu dipimpin kembali ‘dalam roh lemah lembut’. Mengapa? Karena dengan bertindak kasar, kita menempatkan diri seolah-olah lebih baik, lebih berarti. Kita jatuh dalam kesombongan. Kritik pedas itu pun menghancurkan! Hanya kata-kata penuh kasih yang bisa memulihkan.
Tahukah Saudara, bahwa orang-orang di sekitar kita sangat membutuhkan kata-kata pendorong semangat.
Kata-kata bernada tajam hanya akan melukai hati dan perasaan orang lain. Marilah kita belajar mempergunakan lidah kita untuk memperkatakan kata-kata yang penuh dengan kasih. Karena tanpa kita sadari, orang lain akan mengingat perkataan-perkataan yang pernah kita ucapkan padanya. Apabila hal itu terjadi, biarlah orang lain mengingat kita karena kata-kata bijak yang memberikan inspirasi dalam hidupnya, bukan kata-kata pedas dan tajam yang melukai hati.
Percayalah, seperti firman Tuhan yang hidup dan menghidupkan, demikianlah hendaknya perkataan orang-orang Kristen terhadap sesamanya.
Kata-kata bernada tajam hanya akan melukai hati dan perasaan orang lain. Marilah kita belajar mempergunakan lidah kita untuk memperkatakan kata-kata yang penuh dengan kasih. Karena tanpa kita sadari, orang lain akan mengingat perkataan-perkataan yang pernah kita ucapkan padanya. Apabila hal itu terjadi, biarlah orang lain mengingat kita karena kata-kata bijak yang memberikan inspirasi dalam hidupnya, bukan kata-kata pedas dan tajam yang melukai hati.
Percayalah, seperti firman Tuhan yang hidup dan menghidupkan, demikianlah hendaknya perkataan orang-orang Kristen terhadap sesamanya.
Perkatakanlah perkataan yang membangun bukan kata-kata tajam yang melukai hati
- TANDA-TANDA PENTING
- TEMPAT PERLINDUNGAN
- MENCABUT RUMPUT LIAR
- SUPER WOMAN
- TAKUT AKAN TUHAN
- KABAR KESELAMATAN
- INKUBATOR
- PERKARA YANG KECIL
- MAKIN DEKAT ATAU JAUH?
- TAK DAPAT DIMENGERTI
- MENDAPAT KEBERANIAN
- JAM KEHIDUPAN
- KHOTBAH YANG HIDUP
- SELAGI MASIH HIDUP
- HARUS DIHADAPI
- PRIORITAS YANG KACAU
- KUAT DI DALAM TUHAN
- MELALUI TINDAKAN
- MENGAPA RAGU ?
- BERHENTI MENGELUH
- FISIOTERAPI
- MENJADI BERGUNA
- RADIATOR
- MENGINGATMU
- BERTUMBUH DALAM PERSEKUTUAN
- TERLALU DINI MENILAI
- MENGKRITIK
- KOINONIA
- MAKNA PENDERITAAN
- PERSEKUTUAN
@
Tagged @ Cerpen Kristen
Tagged @ Renungan Harian
Tagged @ Renungan Harian Kristen