Bacaan Alkitab : Mazmur 106:1-6
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni
segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (I Yohanes 1:9)
Seorang ibu datang kepada saya dan bercerita mengenai keadaannya. Ia merasa hina karena masa lalunya yang kelam dibuka dan diceritakan oleh aktivis gereja yang cukup senior kemana-mana. Padahal, saat itu ia telah memiliki keluarga yang bahagia bersama dengan seorang suami yang mau menerimanya apa adanya dan sangat mengasihinya. Iblis menipunya melalui saudara seimannya. Ibu tersebut merasa dirinya tidak layak lagi menjadi orang percaya dan hendak meninggalkan imannya.
Bagaimana pandangan Allah mengenai dosa masa lalu? Firman Tuhan hari ini menyebut nama Harun sebagai orang Kudus Tuhan (Mazmur 106:16). Harun adalah imam bangsa Israel, namun ia pernah melakukan kesalahan yang besar. Ketika Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima dua loh batu dari Allah, bangsa Israel resah karena Musa belum turun dari gunung Sinai dalam waktu yang lama. Maka bangsa Israel mengambil keputusan untuk membuat patung anak lembu emas untuk disembah. Harun menerima usulan bangsa Israel untuk membuat allah baru bagi mereka dan mendeklarasikan sebagai Allah yang menuntun mereka keluar dari tanah Mesir (Keluaran 32:2-3).
Bagaimana mungkin seorang imam yang jelas-jelas mengetahui tentang Allah yang benar dapat memanipulasi kebenaran itu sendiri. Itulah paradigma Allah terhadap ciptaan-Nya sendiri. Asalkan kita benar-benar bertobat dan menyesali dosa kita, Allah akan mengampuni dan menyucikan kita. Allah tidak pernah kompromi dengan ketidakbenaran. Akan tetapi paradigma Allah berbeda dengan manusia. Kalau manusia menyakiti sesamanya, maka seumur hidup bisa tidak dipercayai oleh orang tersebut. Namun, tidak demikian halnya dengan Allah yang senantiasa membuka pintu kemurahan-Nya. Dia melupakan dosa masa lalu kita dan tetap mau mengakui kita sebagai kesayangannya. (Yesaya 63:4).
Bagaimana mungkin seorang imam yang jelas-jelas mengetahui tentang Allah yang benar dapat memanipulasi kebenaran itu sendiri. Itulah paradigma Allah terhadap ciptaan-Nya sendiri. Asalkan kita benar-benar bertobat dan menyesali dosa kita, Allah akan mengampuni dan menyucikan kita. Allah tidak pernah kompromi dengan ketidakbenaran. Akan tetapi paradigma Allah berbeda dengan manusia. Kalau manusia menyakiti sesamanya, maka seumur hidup bisa tidak dipercayai oleh orang tersebut. Namun, tidak demikian halnya dengan Allah yang senantiasa membuka pintu kemurahan-Nya. Dia melupakan dosa masa lalu kita dan tetap mau mengakui kita sebagai kesayangannya. (Yesaya 63:4).
Tangan Tuhan terbuka menantikan pertobatan kita. Jika masih ada dosa yang tersembunyi, inilah saatnya bagi kita untuk hidup sesuai dengan ketetapan-Nya. Dia tidak akan mengungkit-ungkit dosa kita di masa lalu. Apakah kita mau memberikan respons dengan benar ?
Jangan sia-siakan waktu, karena waktu tidak bisa berulang kembali.
Terimalah undangan untuk kembali kepada-Nya
Terimalah undangan untuk kembali kepada-Nya
RENUNGAN HARIAN
- Pendakwa dan Pemulih
- Burning The Bridge
- Sugesti atau Iman
- Walau Harus Sendiri
- Paradigma Allah
- Percaya Saja !
- Buah Keserakahan
- Melindungi Iman
- Penantian Kasih
- Setelah Bencana Usai
- Janji Tuhan
- Buat Apa Kuatir ?
- Kekayaan Jadi Kutukan
- Menuju Kesetiaan
- Trust vs Fear
- Sinyal Sorgawi
- Pertobatan Sejati
- Mempergunakan Waktu
- Tanda Kehadiran-Nya
- Hati-hati Berbicara
- Selamatkan Generasi
- Murah Hati
- Peringatan Bagi Hidup
- Kekudusan Pernikahan
- Perlindungan Sempurna
- Hidup Dengan Hikmat
- Menjadi Berkat
- Jangan Diremehkan
- Nilai Sebuah Ketaatan
- Hidup Untuk Kristus
- God Never Fails
@
Tagged @ Renungan Harian
Tagged @ Renungan Harian Kristen

