Mati Rasa |
Posted: 07 Sep 2015 04:00 PM PDT Awal belajar bermain gitar, jari-jariku terluka. Kulitnya melepuh, bahkan sampai berdarah. Tapi setelah terbiasa, kulit di ujung jari-jariku mulai menebal. Bermain gitar jadi lebih mudah tidak lagi sesakit dulu. Di waktu yang lain aku selalu memasang alarm agar bisa bangun pagi tepat waktu. Awalnya berhasil, tapi lama-kelamaan, ketika aku mulai sering menghiraukannya, suara alarm akhirnya tidak lagi ampuh untuk membangunkanku. Hal yang sering kita lakukan akan menjadi kebiasaan kita dan seiring berjalannya waktu, kebiasaan itu akan menjadi karakter kita. Pertanyaannya, karakter apa yang ingin kita bentuk sekarang? Kalau kita terbiasa melakukan kebenaran, maka kebenaranlah yang akan menjadi karakter kita. Sebaliknya, kalau kita terbiasa mengabaikan kebenaran, maka ketidakbenaranlah yang akan menjadi daging dan tindakan kita. Paulus sementara memperingatkan kita untuk tidak sekali-kali mengabaikan firman. Begitu kita mengabaikannya, kita akan berjalan menurut nafsu dan kebenaran kita sendiri. Dan apabila kita terus-menerus hidup dalam dosa, jangan salahkan Allah yang pada akhirnya akan menyerahkan kita kepada nafsu dan keinginan kita sendiri sampai kita hancur karenanya (Roma 1:21-26). Jadi, selama pintu kasih karunia Allah masih terbuka, mari kita meninggalkan dosa. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Efesus 4:19 Mati Rasa is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@