Para Gembala, Orang Majus, dan Herodes

Kelahiran Yesus adalah sebuah sejarah dunia yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun, khususnya bagi kita sebagai pengikut Kristus. Kita sudah sering mendengar, membaca, dan melihat drama atau film tentang kelahiran Yesus. Namun ada beberapa hal yang sering kita lupakan dari sejarah kelahiran-Nya. 
Bagi kita tentu sudah tidak asing lagi dengan Para Gembala yang pertama kali menyembah Yesus, Orang-orang Majus dari Timur, dan tentunya Herodes. 

Setiap kali kita merenungkan kisah tentang orang-orang majus dan para gembala, kita selalu melihat adegan-adegan tentang kasih, suka-cita dan penyembahan. Tetapi ketika kita merenungkan tentang Raja Herodes, kita melihat kegelapan, kebencian dan kematian. Dalam Matius 2:16 kita membaca suatu pernyataan yang mengerikan : "Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu."

Mengapa ada orang yang memberikan reaksi seperti apa yang dilakukan oleh Herodes? Mengapa sebagian orang dipenuhi dengan kasih dan suka-cita, sedangkan yang lainnya dipenuhi dengan kegelapan dan putus asa?

Kita bisa belajar sesuatu mengenai hal itu dengan merenungkan apa yang dikatakan oleh Alkitab mengenai gembala-gembala, orang majus dan Herodes. Dengan mempelajari kisah mereka, barangkali Natal akan memberikan makna lebih bagi kita semua.
Ada 3 kategori sifat dan sikap dari golongan orang-orang tersebut. Kita akan melihat sifat dan sikap dari ketiga golongan tersebut, dan tentunya berguna bagi kehidupan kita saat ini.

1. PARA GEMBALA

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang para gembala ini, ada baiknya kita membaca beberapa ayat yang berhubungan dengan para gembala ini. Secara keseluruhan tentang para gembala ini ditulis dalam Lukas 2:8-20. Untuk kali ini, kita akan melihat dalam ayat ke 8 sampai ayat 11, dikatakan demikian :

"Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."

Ketika kita mendengar kisah tentang para gembala yang datang untuk menjumpai bayi Yesus, ada perasaan sukacita di dalam hati kita. Bagaimana tidak, seorang malaikat Tuhan memberitakan tentang kelahiran Yesus kepada para gembala. Tuhan memberi perintah kepada malaikat untuk memberitakan tentang kelahiran Yesus kepada mereka, padahal mereka hanyalah orang-orang biasa. Tapi para gembala itu sangat penting bagi Tuhan. Jika para gembala itu dinilai penting bagi Tuhan, maka kita juga sudah pasti sangat penting bagi Tuhan, karena Tuhan mengasihi orang-orang biasa seperti Saudara dan saya.

Mengapa Tuhan memilih para gembala menjadi orang-orang yang pertama kali untuk mendengar berita tentang kelahiran Yesus? Jawabannya sangat sederhana, yaitu : Pengorbanan. Pemahaman tentang pengorbanan hanya dimiliki oleh para gembala. 
Jarak antara Betlehem dan Yerusalem sangatlah dekat, hanya beberapa kilometer saja. Namun kedua kota tersebut dipisahkan oleh bukit-bukit, dan di bukit-bukit itu para gembala menggembalakan dombanya.

Sejarah menjelaskan kepada kita bahwa banyak domba digembalakan di bukit-bukit di antara Yerusalem dan Betlehem. Domba-domba itu dipelihara secara khusus untuk digunakan sebagai korban di Bait Allah di Yerusalem. Setahun sekali setiap keluarga Yahudi harus datang ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban di Bait Allah untuk menebus dosa-dosa mereka. Dan hewan yang mereka korbankan pada umumnya adalah domba.

Mereka tidak membawa domba korban dari kampung halaman mereka ke Yerusalem. Tetapi, mereka menunggu sampai tiba di Yerusalem, lalu membeli seekor domba untuk dipersembahkan sebagai korban.

Karena itu para gembala tahu mengenai pengorbanan. Para gembala menghabiskan hidupnya di bukit-bukit di luar kota Betlehem, mengamati domba kecil dilahirkan. Mengamati domba-domba itu tumbuh dewasa dan mereka menyadari bahwa pada suatu hari nanti seorang imam akan datang dan membeli somba-domba itu dan membawanya ke Bait Allah untuk dipersembahkan sebagai korban penebusan. 

2. ORANG MAJUS DARI TIMUR

Kisah tentang orang-orang majus adalah sebuah kisah tentang kasih, tentang penyembahan dan pemujaan. Mereka mewakili kaum ningrat pada zaman itu, yaitu orang-orang kaya, terpelajar dan memiliki pengetahuan tinggi. Dan mereka berharga bagi Tuhan, terbukti dengan adanya bintang yang ditunjukkan kepada mereka.

Mereka telah mempelajari tentang nabi-nabi besar di Israel. Orang-orang majus itu berasal dari Babel, yang saat ini disebut Irak. Mereka mungkin saja memiliki nubuatan Daniel yang tidak kita ketahui sekarang ini, karena orang-orang majus ini dulunya berada dibawah pimpinan Daniel ketika zaman Nebukadnezar. Hal ini dapat kita lihat dalam Daniel 5:11 - "sebab dalam kerajaan tuanku ada seorang yang penuh dengan roh para dewa yang kudus! Dalam zaman ayah tuanku ada terdapat pada orang itu kecerahan, akal budi dan hikmat yang seperti hikmat para dewa. Ia telah diangkat oleh raja Nebukadnezar, ayah tuanku menjadi kepala orang-orang berilmu, para ahli jampi, para Kasdim dan para ahli nujum,". Ahli nujum pada ayat tersebut adalah para orang majus. Itu sebabnya mereka mengetahui segala nubuatan Daniel. Mereka mempelajarinya dan mereka tetap menunggu dan berharap. Dan ketika mereka melihat cahaya yang terang, bintang yang bersinar, mereka tahu bahwa itu adalah tanda dari sesuatu yang istimewa. Mereka mengingat-ingat lagi semua hal yang sudah mereka pelajari dan mereka siap untuk melakukan perjalanan, karena mereka tahu bahwa bintang itu merupakan pertanda bahwa di suatu tempat, seorang raja sudah dilahirkan dan mereka ingin menyembah Dia. Mereka siap untuk menyambut Natal.

3. HERODES

Jika para gembala dan orang-orang Majus siap menyambut kelahiran Yesus, tidak demikian halnya dengan raja Herodes, ia tidak siap menyambut kelahiran Yesus. Mungkin Saudara bertanya-tanya, mengapa Herodes tidak melihat bintang itu? Jika bintang itu cukup terang bagi para orang Majus di negeri yang jauh, seharusnya bintang itu juga cukup terang untuk dilihat oleh Herodes.

Mengapa Herodes tidak mendengar berita kelahiran dari para malaikat? Mengapa ia tidak melihat bahwa surga berhias pada malam Natal pertama itu? Seharusnya ia bisa melihatnya, tetapi ia tidak mempunyai mata untuk melihat. Dan ia juga tidak mempunyai telinga untuk mendengar.

Lalu pelajaran apa yang dapat kita ambil dari ketiga golongan orang-orang tersebut ?

A. PERTAMA : TUHAN BEKERJA MELALUI ORANG-ORANG YANG SIAP UNTUK MENYAMBUT PESAN-NYA.

Para gembala menyadari bahwa dosa itu begitu mengerikan dalam pandangan Tuhan sehingga untuk pengampunan diperlukan adanya darah yang ditumpahkan dan ada kehidupan yang diserahkan.
Jadi, memang sangat tepat, bahwa para gembala tersebut harus menjadi orang pertama yang mendengar kabar tentang  lahirnya "Anak Domba Allah"  yang akan menjadi "Juru Selamat, Tuhan Yesus Kristus."

Mereka siap untuk menyambut peristiwa  itu. Pikiran mereka tidak rumit. Mereka bukanlah ahli-ahli Theologi. Mereka tidak mencari-cari alasan untuk tidak percaya. Mereka percaya begitu saja.Hati dan jiwa mereka siap dan ketika Tuhan berbicara melalui para malaikat, mereka mendengarkan dan menerima berita itu dengan suka-cita yang besar.

Orang-orang majus juga siap menyambut kelahiran Yesus. Ketika mereka melihat cahaya yang terang, bintang yang bersinar, mereka tahu bahwa itu adalah tanda dari sesuatu yang istimewa. Mereka mengingat-ingat lagi semua hal yang sudah mereka pelajari dan mereka siap untuk melakukan perjalanan, karena mereka tahu bahwa bintang itu merupakan pertanda bahwa di suatu tempat, seorang raja sudah dilahirkan dan mereka ingin menyembah Dia. Mereka siap untuk menyambut Natal.

Tetapi raja Herodes sebaliknya, ia tidak siap. Tetapi ia tidak mempunyai mata untuk melihat. Ia juga tidak mempunyai telinga untuk mendengar. Natal datang kepada Herodes seperti juga datang kepada para orang majus dan para gembala. Tetapi Herodes tidak mengetahuinya karena Herodes tidak siap.


B. KEDUA : MEREKA MAU MENEMPUH PERJALANAN IMAN UNTUK BERTEMU DENGAN YESUS.

Ketika mereka mendengar berita, orang-orang majus dan para gembala mau melangkah dan menempuh perjalanan iman, tetapi Herodes tidak.

Saya menyukai tanggapan dari para gembala. Setelah para malaikat itu kembali ke surga, para gembala berkata satu kepada yang lain, "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana."
Mereka tidak berkata, "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apakah berita itu benar." Mereka tidak meragukan pesan dari Tuhan.Mereka tidak meragukan pengumuman dari para malaikat. Mereka tidak duduk-duduk saja dan merenungkan berita itu sebagai suatu hal yang mustahil atau secara logika tidak masuk di akal.
Tidak, mereka bergegas ke Betlehem untuk melihat bayi itu.Kepergian mereka adalah suatu perjalanan iman.

Bagaimana dengan para orang majus?
Apakah Saudara pernah menempatkan diri Saudara pada posisi mereka?
Apakah Saudara dapat membayangkan mereka sedang berdiri di halaman rumah mereka dan mempersiapkan unta-unta mereka untuk perjalanan yang panjang? Mereka mengisi pelana mereka dengan makanan dan pakaian, emas, kemenyan dan mur.

Pada waktu itu beberapa tetangga mereka mungkin lewat dan bertanya, "Sedang apakah kalian?" Orang-orang majus itu menjawab, "Kami bersiap-siap untuk melakukan perjalanan." "Mau kemanakah kalian?" "Terus terang saja, kami juga tidak tahu. "Apakah kalian membawa peta?" "Tidak, kami akan mengikuti bintang."

"Oh! Apa yang akan kalian lakukan sesampainya di sana?" "Kami akan melihat seorang raja." "Siapa nama raja itu?" "Kami tidak tahu. Yang kami tahu adalah bahwa kami sudah melihat bintang-Nya dan kami akan mengikuti bintang itu karena bintang itu akan membawa kami kepada-Nya, lalu kami akan menyembah Dia."

Itu adalah suatu perjalanan iman! Iman tidak masuk akal bagi orang yang tidak tahu tentang pesanitu.
Itu adalah perjalanan iman. Iman hanya dapat dijelaskan oleh hati yang mengerti apa artinya iman.

Tetapi bagi Herodes tidak ada iman. Ia mendengar berita itu dari para orang majus. Orang-orang majus datang ke istana Herodes dan bertanya, "Di manakah Dia raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Ketika Herodes mendengar hal ini, Herodes terkejut."Dimana? Dimana ada seorang raja? Aku belum pernah mendengar ada raja yang lain. Segera ia mengumpulkan semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi. Mereka memberitahu Herodes bahwa para nabi sudah bernubuat tentang Mesias, Kristus, yang akan dilahirkan di Betlehem.


Herodes menyuruh para orang majus itu ke Betlehem. Ia mempunyai kesempatan untuk menyelidiki tentang raja baru itu. Tetapi ia tidak memiliki mata iman. Ia juga tidak memiliki hati yang percaya. Maka, meskipun Sang Raja dilahirkan beberapa kilometer jauhnya dari istananya, ia tidak siap untuk menerima Dia karena tidak ada iman di dalam hatinya.

Banyak hal yang tidak dapat dijelaskan.
Tidak ada yang dapat menjelaskan mengapa seorang perawan melahirkan.
Tidak ada yang dapat menjelaskan menjelaskan bahwa surga berhias dan para malaikat mengumumkan lahirnya seorang raja.
Tidak ada yang dapat menjelaskan sebuah bintang yang misterius bersinar di langit.
Tidak ada yang dapat menjelaskan semua drama dan kemuliaan dan tanda-tanda heran.
Semuanya itu adalah suatu hal yang sifatnya Ilahi.
Kejadian itu hanya bisa dipahami dengan hati dan pikiran yang memiliki iman.

Sebelum Natal menjadi nyata bagi kita, perjalanan kita haruslah perjalanan iman juga.
Kita harus menyadari bahwa kita tidak akan pernah mengerti secara lengkap keajaiban dari kasih Allah, tetapi dalam iman kita harus siap menerimanya.

C. KETIGA : MEREKA MAU MEMBAYAR HARGA DAN MEMBERI PENGORBANAN.

Orang majus dan para gembala mau membayar harga dan memberi pengorbanan. Bayangkanlah para gembala. Ketika mereka berkata, "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana," itu adalah keputusan yang penting bagi mereka. Pada waktu mereka pergi ke Betlehem mereka harus meninggalkan domba-domba mereka. Semua harta mereka berada dalam bentuk domba-domba itu. Pada malam hari serigala bisa datang dan menyerang serta membunuh domba-domba mereka.

Jadi diperlukan iman. Mereka harus berkata, " Kami akan meninggalkan semua yang kami punya untuk mencari Domba Allah, dan kami akan mempercayakan kawanan domba kami kepada Gembala yang Baik yang akan menjaga mereka."

Saya selalu berharap bahwa ketika mereka pulang kembali ke padang, mereka akan menemukan semua domba-dombanya aman dan baik-baik saja, dan sejak saat itu Tuhan akan memberkati mereka dengan cara-cara yang tidak pernah mereka mimpikan, karena mereka mau menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Tuhan.

Orang-orang majus juga membayar harga. Mereka meninggalkan keluarga mereka, bisnis mereka dan semua hal lain yang disukai mereka. Mereka meninggalkan semuanya untuk mengikuti sebuah bintang – untuk melakukan suatu perjalanan yang aneh dan mungkin berbahaya – hanya untuk memberikan penghormatan kepada raja baru.Selain itu mereka juga memberi persembahan.

Matius 2:11b "Mereka-pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur." Mereka tahu bahwa memberi persembahan adalah bagian dari penyembahan yang sejati.

Ada pepatah yang mengatakan, "You can give without loving, but you can not love without giving." (Anda dapat memberi tanpa kasih, tetapi anda tidak dapat mengasihi tanpa memberi).

Ada perlambang dalam persembahan orang-orang majus yang terdiri dari emas, kemenyan dan mur.

a. Emas

Arti dari persembahan berupa emas yaitu: YESUS ADALAH RAJA KITA.
Emas pada masa itu pada umumnya disimpan oleh raja. Pajak yang dikumpulkan dari rakyat suatu kerajaan disimpan dalam rumah perbendaharaan raja. Jadi, orang-orang majus itu bukan membawa persembahan hanya untuk "orang yang baik," tetapi membawa persembahan untuk keluarga kerajaan, Raja di atas segala Raja dan Penguasa di atas semua Penguasa di bumi ini.

Raja Edward VIII dari Kerajaan Inggris sangat peduli dengan kondisi sosial di negrinya. Pada suatu hari ia berkunjung ke sebuah desa nelayan untuk meresmikan sebuah kapal. Ia menggunakan kesempatan itu untuk berkunjung ke rumah penduduk. Ia berhenti di pintu sebuah rumah yang dihuni oleh orang dengan reputasi yang kurang baik. Orang itu mendengar pintunya diketuk, dan berseru dengan suara kasar, "Siapa itu?" jawabannya, "Aku adalah raja-mu. Bolehkah aku masuk?" Orang itu berpikir, jangan-jangan ada orang yang ingin bergurau dengannya.Ia menolak untuk membuka pintu. Raja Edward VIII adalah orang yang menghargai hak seseorang di dalam rumahnya. Ia tidak akan memaksa untuk masuk, karena itu ia pergi meninggalkan rumah itu. Orang miskin itu kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan rajanya.

Ia lahir seperti bayi, tetapi Dia adalah Pencipta dan Raja kita yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita.

b. Kemenyan
Arti dari persembahan berupa kemenyan yaitu : YESUS ADALAH IMAM AGUNG KITA.
Kemenyan digunakan sebagai salah satu elemen dalam penyembahan. Kemenyan itu dibakar dan asapnya disebarkan di sekeliling mezbah oleh imam yang memimpin ibadah.

Dalam Alkitab, kemenyan melambangkan doa dan kita harus berdoa di dalam nama Yesus.

Kitab Ibrani mengatakan bahwa Ia adalah satu-satunya Perantara di antara kita dan Bapa. Dia adalah Imam Agung kita yang memahami penderitaan kita dan Dia juga pernah mengalami pencobaan seperti kita.

Jangan membiarkan kesibukan menjelang Natal membuat Saudara tidak berdoa. Jangan membiarkan kesibukan Saudara itu memutus "hubungan" Saudara dengan Bapa melalui doa di dalam nama Yesus.

c. Mur
Arti dari persembahan dalam bentuk Mur adalah: YESUS ADALAH KORBAN KITA.
Mur adalah cairan untuk pembalseman jenazah pada masa itu. Betapa anehnya mur dijadikan pemberian untuk kelahiran bayi.

Persembahan mur itu mendapat konfirmasi melalui pernyataan Hana dan Simeon pada waktu Yesus berumur 8 hari dan diserahkan di Bait Allah untuk disunat, bahwa Anak tersebut dilahirkan untuk mati. Lukas 2:35 "Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya nyata pikiran hati banyak orang."

Pada waktu Natal kita memberi perhatian pada palungan, tetapi palungan tidak ada artinya tanpa salib yang menyusulnya. Karena itu, setiap kali kita melihat palungan, kita harus ingat bahwa kelahiran Yesus akan memberi arti penuh melalui kematian dan kebangkitan-Nya.

Apakah orang-orang majus itu mengerti semua perlambang itu dan bagaimana nubuatan diungkapkan? Tampaknya tidak.

Mereka semata-mata mengijinkan Tuhan untuk memimpin mereka tentang apa yang harus diperbuat, kemana mereka harus pergi, dan apa yang harus diberikan.

Tetapi tidak demikian halnya dengan Herodes.
Herodes mendapat informasi tentang lahirnya seorang raja dan cepat- cepat ia kembali ke tahtanya. Sambil memegangi tahtanya, ia bertanya, "Dimana Dia?" Ia ingin memeluk semua harta kepunyaannya – emas dan perak, kekuasaannya dan kebanggaannya. Ia takut kehilangan semuanya itu.

Natal berarti penyerahan. Natal artinya adalah kedaulatan Allah di surga yang sedang melihat ke bawah dan melihat kita sedang menuju kematian karena dosa-dosa kita, dan Ia berkata, "Aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi. Aku harus melakukan sesuatu."

Yesus menyerahkan kemuliaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Ia menjadi bayi. Ia berjalan di antara kita. Ia menghirup debu kita. Ia mengijinkan kita untuk menganiaya Dia dan meludahi Dia dan memasang paku pada tangan dan kaki-Nya. Itulah penyerahan.

Natal berarti memberi.Bukan hanya membungkus kado dan memberikannya kepada orang yang kita kasihi, tetapi seharusnya memberi diri kita sendiri kepada Tuhan.

Mungkin ada beberapa yang seperti para gembala. Kita tidak mempunyai apa-apa dan mungkin kita tidak mengetahui banyak tentang apa yang dianggap penting oleh dunia. Tetapi kita siap untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Tuhan.
Sebagian lain di antara kita mungkin seperti orang-orang majus, mencari kebenaran, bertanya, tahu akan janji Tuhan. Jika kita mencari kebenaran dengan segenap hati kita, kita akan menemukan Dia.
Sayang sekali, di luar sana mungkin ada beberapa orang yang seperti Herodes yang bersifat menentang Tuhan – yang membenci Dia, bukannya mengasihi Dia dan tidak mau menerima apa yang akan diberikan oleh Tuhan.


Saudara, setiap tahun, pada masa Natal, garis pemisah ini digoreskan. Ada orang-orang yang seperti para gembala dan orang-orang majus yang datang kepada Yesus untuk menyembah Dia. Dan ada orang-orang yang seperti Herodes yang berdiri dengan tegang dan dingin, menolak semua yang Tuhan ingin lakukan di dalam hidup mereka.

Saudara berada dalam kategori yang mana? Kelompok mana yang paling tepat mewakili Saudara?

Tuhan ingin mengubah semua Herodes dan membuat mereka menjadi gembala-gembala dan orang-orang majus.

Tetapi hal itu hanya dapat terjadi jika kita mau semuanya itu terjadi, yaitu :
• Jika Saudara siap untuk menyambut kabar baik Tuhan
• Jika Saudara mau melakukan perjalanan iman
• Jika Saudara mau membayar harga dan melakukan pengorbanan.

Tuhan mengundang Saudara untuk datang ke palungan-Nya
Tuhan mengundang Saudara untuk datang ke tahta-Nya,
Tuhan mengundang Saudara untuk datang ke salib-Nya dan untuk mengenal kasih-Nya.

Apakah Saudara paham, jika Saudara menolak Yesus; jika Saudara mengabaikan apa yang telah diperbuat oleh Tuhan melalui Yesus Kristus, maka Natal akan datang pada tanggal 25 Desember seperti biasanya, tetapi hal itu hampir tidak membawa arti apa-apa bagi Saudara karena hati Saudara dingin dan tidak sensitif terhadap apa yang ingin dilakukan Tuhan di dalam hidup kita.

Natal hampir tiba.
Apakah Saudara siap?
Apakah hati Saudara lembut?
Apakah telinga Saudara sensitive?
Apakah Saudara dapat mendengar Tuhan yang sedang memberitahukan kepada Saudara bahwa Dia mengasihi Saudara?





@



Popular This Week

Para Gembala, Orang Majus, dan Herodes