Bacaan Alkitab : Kejadian 13 : 1 - 13
"Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN." (Kejadian 13 : 13)
Sumber daya alam yang melimpah tak selamanya memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Jalil Saleh, seorang nelayan Desa Bukit Tinggi, Malifut, Halmahera Utara, tidak mengetahui kenapa udang-udang halus sebagai bahan baku terasi yang menjadi sumber utama penghidupannya terus berkurang semenjak beroperasinya perusahaan penambangan emas di desanya.
Dulu, udang cukup diambil di pesisir pantai. Sekarang, meski sudah mendayung sampan hingga ke tengah laut, udang-udang itu sulit ditemukan. Laut hanya menyisakan ikan-ikan kecil yang tidak memiliki nilai jual. Kegiatan penambangan tidak hanya menghilangkan sumber pendapatan warga, tetapi juga menyebabkan sebagian masyarakat menderita berbagai masalah kulit.
Dulu, udang cukup diambil di pesisir pantai. Sekarang, meski sudah mendayung sampan hingga ke tengah laut, udang-udang itu sulit ditemukan. Laut hanya menyisakan ikan-ikan kecil yang tidak memiliki nilai jual. Kegiatan penambangan tidak hanya menghilangkan sumber pendapatan warga, tetapi juga menyebabkan sebagian masyarakat menderita berbagai masalah kulit.
Abraham memiliki sifat yang sangat tepat bagaimana memperlakukan kekayaan. Masalahnya berawal dari semakin menyempitnya lahan untuk menggembalakan ternak. Ketika ia dan Lot, kemenakannya, semakin bertambah kaya, muncul perselisihan diantara para gembala mereka. Abraham tidak mau membiarkan persoalan itu semakin mengikis hubungan kekerabatan mereka. Ia pun mengajak Lot untuk berunding. Bagi Abraham, kekayaan merupakan sarana kehidupan yang harus dikelola dengan baik. Landasan utamanya, bukan bagaimana mengembangkan kekayaan itu dengan menghalalkan segala cara, melainkan menjaga hubungan dengan sesama sambil mengembangkan kekayaan. Jadi, prinsip memanusiakan sesama merupakan landasan utama bagaimana kekayaan bisa dikembangkan.
Hingga kini upaya yang dilakukan Abraham itu masih tetap relevan. Bahwa segala upaya yang dilakukan setiap pribadi untuk semakin mengembangkan kehidupan maupun sarananya, semestinya tidak meninggalkan prinsip memanusiakan sesama. Inilah yang membuat setiap kehadiran orang beriman termasuk kekayaan yang Tuhan anugerahkan mencapai titik optimal. Apakah kita telah memperlakukan kekayaan kita sebagai berkat dan bukannya kutuk, baik bagi diri kita sendiri maupun orang-orang di sekitar ?
Nilai sejati kekayaan yang dimiliki setiap pribadi bukan pada harga secara materi,
akan tetapi dukungannya terhadap sesama di kehidupan ini.
akan tetapi dukungannya terhadap sesama di kehidupan ini.
RENUNGAN HARIAN
- Pendakwa dan Pemulih
- Burning The Bridge
- Sugesti atau Iman
- Walau Harus Sendiri
- Paradigma Allah
- Percaya Saja !
- Buah Keserakahan
- Melindungi Iman
- Penantian Kasih
- Setelah Bencana Usai
- Janji Tuhan
- Buat Apa Kuatir ?
- Kekayaan Jadi Kutukan
- Menuju Kesetiaan
- Trust vs Fear
- Sinyal Sorgawi
- Pertobatan Sejati
- Mempergunakan Waktu
- Tanda Kehadiran-Nya
- Hati-hati Berbicara
- Selamatkan Generasi
- Murah Hati
- Peringatan Bagi Hidup
- Kekudusan Pernikahan
- Perlindungan Sempurna
- Hidup Dengan Hikmat
- Menjadi Berkat
- Jangan Diremehkan
- Nilai Sebuah Ketaatan
- Hidup Untuk Kristus
- God Never Fails
@
Tagged @ Renungan Harian
Tagged @ Renungan Harian Kristen