Upah Mendengar |
Posted: 12 May 2015 04:00 PM PDT Seorang anak kecil tidak mau pergi ke sekolah. Dia merasa sangat bosan ketika harus mendengarkan gurunya bercerita banyak hal tentang pelajaran. Dia ingin sekali pergi sekolah namun tidak untuk mendengar melainkan untuk bercerita seperti gurunya. Mendengar rupanya menjadi hal sangat membosankan, terlebih lagi ketika kita harus mendengarkan nasihat dan juga kritikan. Tidak mudah untuk bisa menerima semua perkataan orang lain yang kita dengar. Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus bisa mengendalikan diri karena tidak semua perkataan yang kita terima itu manis. Ketika kita bisa menerima apa yang dikatakan orang lain dengan baik, maka kita akan banyak belajar. Kritikan bersifat membangun sehingga kita bisa memperbaiki diri. Banyak mendengar dengan penuh kerendahan hati akan membuat kita menjadi bijak. Dengarkanlah apa yang Tuhan katakan dalam hidup kita. Jangan pernah menutup hati dan telinga ketika Tuhan menegur kita melalui orang lain. Biarkan Tuhan membentuk dan memperbaiki diri kita melalui orang-orang di sekitar kita. Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Yesaya 50:4 Upah Mendengar is a post from: Renungan Harian Kristen |
You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
@