I Love You, Mom. I Love You, Dad.

I Love You, Mom. I Love You, Dad.


I Love You, Mom. I Love You, Dad.

Posted: 16 Feb 2015 11:49 PM PST

I Love You

I Love You

Sobat, di tahun yang sudah berlalu aku bersyukur banget. Tuhan berbisik saat aku melihat temanku dan ayahnya. Temanku ini sudah kerja, dia tinggal di kost, tiap minggu balik ke rumah ayahnya yang tinggal dengan kakaknya, ibunya udah lama tiada.

Waktu itu di ibadah gereja Minggu, aku melihat temenku datang ibadah dengan ayahnya naik motor, setiba di halaman gereja, dengan lembutnya dia mempersilahkan ayahnya jalan lebih dulu masuk ke altar gereja dan duduk bersama. Kembali lagi tepat tanggal 25 Desember 2014, aku melihat perhatiannya ke ayahnya. Setelah ibadah Natal selesai, ada pembagian snack, aku juga dapet kopi sachet. Kopi milikku, kuberikan ke temanku itu dan teman lain mau memintanya, “Sini! Aku saja kalau tidak mau.” Lalu dia bilang, “Janganlah, ini buat ayahku.” Akhirnya temanku yang satunya, “Oh, ya sudah tidak apa-apa.” Aku terdiam, “Ya Tuhan. Dia selalu ingat ayahnya."

Satu hal yang masih kuingat sampai saat ini. Sebelum ayahku tiada, Tuhan memberiku kesempatan, aku bisa membuat ayah tersenyum bangga saat menerima raport sekolahku karena prestasi terbaik yang kudapat. Dan sebelum ibuku tiada, di saat ibu masih sehat dan aku baru masuk kerja, Tuhan memberiku kesempatan, aku bisa memberikan hasil kerjaku, meski sebetulnya ibu tidak tega dan ingin memberikannya lagi untukku. Aku melihat air mata ibu menetes. Aku bilang, “Ibu, ini buat ibu. Aku ingin ibu mau menerimanya. Aku senang kalau ibu mau menerimanya, tapi maaf, ini masih sedikit.”

Sobat, masih sedikit sekali yang bisa kulakukan buat mereka tapi seiring berjalannya waktu Tuhan pulihkan aku. Tuhan pasti punya rencana yang terbaik buat aku. Aku bersyukur punya ayah dan ibu seperti mereka. Aku bersyukur buat semua kakak-kakakku dan semua orang di sekelilingku, mereka semua adalah orang tua dan saudara-saudaraku yang selalu membuat aku kuat dan tegar sampai saat ini. Terima kasih, Yesus.

Sobat, pernahkah kita membuat hati orang tua selalu bahagia? Kita semua pasti pernah membuat orang tua kita kecewa, baik yang disengaja ataupun tidak. Tanpa disadari mungkin kita telah membentak ibu ataupun meremehkan nasihat dari ayah. Ada juga orang tua yang begitu cerewet, namun itulah cara mereka untuk mengasihi anak-anaknya. Jangan sampai kita menyesal karena belum sempat membuat kedua orang tua kita bahagia. Lakukan yang terbaik bagi orang-orang terkasih saat kita masih bisa bersama mereka.

Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu kepadam ~ Keluaran 20:12

Sobat, kita adalah anak-anak pilihan Tuhan yang paling berharga. Tuhan ingin supaya kita bisa selalu belajar menjadi berkat buat semua orang, apalagi buat orang tua kita. Sekecil apapun rasa sayang yang kita tunjukkan ke orang tua kita, sesungguhnya sangat berharga bagi mereka. Mari kita pakai dan jadikan setiap hidup kita lebih bermakna bersama kasih Bapa yang tiada pernah berhenti mengalir dan tiada pernah berbatas. Cobalah untuk mengungkapkan kasih sayang kita kepada orang tua kita: I Love You Mom. I Love You Dad. You Are My Hero. Terima kasih ayah, ibu buat semua ini.

Salam,

Murty

LOMBA MENULIS KESAKSIAN

I Love You, Mom. I Love You, Dad. is a post from: Renungan Harian Kristen

Pemungut Koin

Posted: 16 Feb 2015 03:00 PM PST

Pemungut Koin

Pemungut Koin

Sore itu ada seorang pemuda yang sedang bermain sepak bola bersama dengan teman-temannya. Ketika pemuda itu hendak memungut bola yang berada di luar lapangan, tiba-tiba dia menemukan uang kon di tepi jalan. Dia berpikir bahwa hanya dengan berjalan dan melihat ke bawah maka dia akan mendapatkan uang.

Pemuda itu mulai meninggalkan teman-teman sepermainan untuk menyusuri jalanan setiap hari. Dia sangat senang karena bukan hanya uang yang ia dapatkan melainkan perhiasan yang mungkin tak sengaja terjatuh dari pemiliknya. Pemuda ini begitu sibuk sehingga melupakan kebahagiaan dirinya. Dia tak lagi bisa tertawa bersama teman-temannya ketika bermain bola, tak bisa lagi melihat bunga-bunga yang mekar di pekarangannya dan juga dia tak lagi memiliki waktu untuk berkumpul dengan keluarganya.

Jangan terlalu fokus untuk mengejar harta dunia. Milikilah kehidupan yang seimbang jika kita ingin memperoleh kebahagiaan. Milikilah waktu untuk bisa berkumpul dengan keluarga dan juga menikmati berkat yang Tuhan beri. Selain itu, jangan lupakan waktu untuk bisa bersekutu dengan Tuhan karena semua yang kita dapatkan dan kita nikmati saat ini adalah berasal dari Tuhan.

orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.

Pengkhotbah 6:2

Pemungut Koin is a post from: Renungan Harian Kristen




@



Popular This Week

I Love You, Mom. I Love You, Dad.