Bacaan Alkitab : Kidung Agung 8:5-7
“….karena cinta kuat seperti maut….” (Kidung Agung 8:6).
Carmen Ruiz Perez dari Spanyol, jatuh cinta pada Steve Smith, ketika mereka bertemu 16 tahun lalu dalam pertukaran pelajar di Inggris. Setahun kemudian, mereka berpisah ketika program itu berakhir. Carmen kembali ke Spanyol, lalu pindah ke Perancis. Beberapa tahun kemudian Steve mengirim surat cinta kepada Carmen, ke alamat ibunya di Spanyol. Sayang, surat itu terselip di belakang perapian lebih dari satu decade, dan baru ditemukan ketika rumah itu di renovasi. Akhirnya, walau belasan tahun telah berlalu, cinta mereka bertaut kembali. Mereka pun menikah pada Juli 2009.
Kerap kali cinta suami istri tampak menggebu di awal, tetapi luntur seiring berlalunya waktu. Bisa karena cinta hanya untuk memuaskan nafsu, mengangkat gengsi, mengisi hati yang sepi. Atau, cinta dianggap barang; menarik dan enak dipakai ketika masih baru. Lalu bias dibuang jika sudah bosan, untuk diganti yang baru. Atau, ketika kelemahan pasangan tampak, lunturlah cinta. Padahal kelemahan dan kekurangan seharusnya menyatukan pasangan, karena timbul kebutuhan untuk saling menopang.
Salomo yang diyakini menuliskan Kidung Agung, mengungkap makna cinta sejati. Di masa jayanya, ia kerap menerima upeti dari Negara tetangga, berupa gundik. Namun, cintanya terhadap sang istri, gadis Mesir yang hitam manis, tetap bertahan. Cintanya kuat bagai maut. Semakin lama semakin lekat. Bagaimana cinta kita terhadap pasangan? Adakah cinta itu semakin kuat, khususnya saat badai menerpa? Atau, cinta itu mulai goyah karena terkikis oleh kesibukan, kekecewaan , dan tumpukan masalah kecil? Ambillah waktu untuk hadir bagi satu sama lain; tak hanya raga, tetapi juga jiwa dan roh. Cabutlah duri yang merusak cinta, agar cinta it uterus hidup.
PERNIKAHAN YANG BAIK TIDAK TREJADI SECARA ALAMIAH.
ITU ADALAH HASIL KERJA KERAS PASANGAN MENIKAH TERSEBUT.
.
@
Tagged @ Renungan Harian
Tagged @ Renungan Harian Kristen