Saat Cinta Itu Datang |
| Posted: 07 Oct 2014 08:02 PM PDT Dear Jesus, Syukur dan penuh terima kasih hamba panjatkan untuk Tuhan Yesus karena saya dapat menuliskan sebuah surat untuk-Mu melalui renungan harian ini. Tuhan Yesus yang baik ampunilah hamba atas dosa-dosa yang hamba perbuat. Tuhan Yesus yang baik, Tuhan tahu bahwa hanya kepada-Mu-lah boleh hamba ceritakan kisah hamba ini. Hamba khawatir jika hamba menceritakan kepada keluarga hamba, mereka akan menyalahkan kisah percintaan yang hamba alami di Malaysia ini. Tuhan Yesus yang baik, pada awalnya hamba datang beribadah ke gereja itu adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin yang sedang hamba pelajari. Tapi seorang lelaki yang usianya 2 kali lebih tua dan single dari hamba, mendekati hamba. Saat ini usia hamba 24 tahun. Sebenarnya secara pribadi hamba tidak begitu tertarik untuk menjalin percintaan di Malaysia ini. Hanya mungkin karena hamba bertemu dengan lelaki itu di gereja, hamba yakin dan percaya akan ada sesuatu hal yang Tuhan percayakan untuk hamba. Hamba sudah mengenal lelaki itu sekitar 5 bulan hamba beribadah di gereja itu tapi awal kita mengenal lebih dekat ketika ada festival lampion di gereja. Tepat pada masa itu peristiwa itu pukul 18.00-.21.00 waktu Malaysia. Jarak antara tempat tinggal hamba dengan gereja itu ditempuh 2 jam melalui bus. Dengan taxi hamba agak sedikit khwatir dan kurang percaya karena hamba seorang diri. Bapa, Tuhan Yesus yang baik, lelaki itu memberi tumpangan rumah kepada hamba. Dia adalah seorang lelaki Kristen yang telah berpisah dengan istrinya selama 8 tahun dan anaknya telah berusia sebesar hamba. Ya Bapa, hamba bahkan menuruti hawa nafsu dengan ikut dengannya ke tempat tinggalnya. Kami memang tak melakukan hal yang kurang baik. Tapi saya khwatir nanti akan terjadi yang kurang baik jika saya mengikuti hawa nafsu dengan sering menginap di rumah lelaki itu setiap hari Sabtu malam. Apakah itu baik ya Bapa, karena rasa kasihan dia tinggal seorang diri. Apakah yang harus saya lakukan ya Bapa, ada perasaan cinta tumbuh di hati saya? Tapi mengingat statusnya dan umurnya yang di atas 50 tahun dan anak tertuanya bahkan sudah menikah. Saya malu dengan diri saya secara pribadi, tapi sungguh saya menginginkan sebuah perasaan sayang, tapi terkadang lelaki itu sudah seperti ayah saya sendiri, mau membentak. Apa yang harus saya lakukan ya Tuhan Yesus, lelaki tua itu mengajak saya ikut worship hari Sabtu malam nanti. Apakah saya harus ikut hanya untuk menemani dia dan setelah itu kita tidur bersama di dalam rumahnya itu? Jujur ada perasaan janggal walaupun kita tak melakukan apa-apa. Atau apa tidak lebih baik saya pindah gereja yang lebih dekat, agar tidak berjumpa dengan lelaki itu? Karena saya merasa berdosa harus membohongi keluarga saya dan juga orang lain yang menanyakan saya atas hubungan yang kami jalani. Ya Bapa Tuhan Yesus yang baik tolonglah hamba. Terima kasih Tuhan Yesus. Amin. Anak-Mu, DS *** Tanggapan Admin, Anda tidak bisa menjalin kasih dengan pria yang telah menikah dan berpisah secara hidup dengan istrinya. Lebih baik tinggalkanlah pria itu sebelum kalian berdua memiliki perasaan cinta yang lebih mendalam untuk menghindari dosa yang tidak diinginkan. Anda tidak perlu pindah gereja, namun Anda harus bisa mengambil sikap yang tegas untuk bisa menjaga jarak dengannya. Jagalah diri Anda sebaik-baiknya karena Anda adalah seroang wanita. GBU
Saat Cinta Itu Datang is a post from: Renungan Harian Kristen |
| Posted: 07 Oct 2014 07:38 PM PDT Saat itu Petrus sedang berjalan di atas air untuk mendapati Tuhan Yesus. Ketika timbul keraguan dan ketidakpercayaan di dalam hatinya, maka ketakutan itu mulai timbul dan Petrus pun tenggelam. Jika saat itu Petrus tetap percaya, maka dia tidak akan pernah tenggelam. Itulah gambaran iman dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada awalnya kita memiliki kepercayaan yang menggebu-gebu, namun ketika sampai di tengah jalan dan hembusan pencobaan datang, kita mulai takut dan gemetar. Saat kita meragukan kekuatan Tuhan Yesus, maka kita akan semakin tenggelam dalam permasalahan yang terjadi. Jangan pernah mandang seberapa besar masalahmu. Jangan pernah memikirkan hal-hal buruk yang mengancam kehidupanmu. Jangan pernah membelokkan perahu kehidupan kita ke tempat semula hanya untuk menghindari badai besar. Teruslah maju dan pandanglah Tuhan Yesus. Tidak ada satu halpun di dalam hidup kita yang luput dari perhatian Tuhan. Tidak ada masalah yang tidak dapat dibukakan jalan keluar oleh Tuhan. Jika kita berserah kepada Tuhan dan selalu percaya kepada-Nya dengan iman, maka tak akan ada satu badaipun yang mampu membuat kita tenggelam karena Tuhan ada dipihak kita. Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang. Mazmur 107:28-29 Ketika Tidak Percaya is a post from: Renungan Harian Kristen |
| You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 | |
@


