Tertinggal Kereta |
| Posted: 01 Sep 2014 07:56 PM PDT Seorang pemuda sedang menunggu kereta di stasiun. Hari ini dia akan mengunjungi sebuah acara keluarga dan sudah mendapatkan tiket kereta tersebut. Untuk menghabiskan waktu, pemuda itu memutuskan untuk bermain game pada ponselnya. Keasyikan bermain game tersebut membuatnya tak lagi menghiraukan pengumuman keberangkatan keretanya. Dia pun baru menyadari ketika kereta sudah berangkat meninggalkannya setengah jam kemudian. Penyesalan tidak akan pernah membuat kereta itu kembali. Begitu juga dengan keselamatan. Setiap dari kita sudah memiliki sebuah tiket untuk masuk ke surga dan di depan kita telah tersedia jelan kebenaran untuk bisa mengantarkan kita ke dalam kerajaan surga. Akan tetapi kita lebih asyik dengan “permainan-permainan” yang ada di dunia sehingga kita tidak fokus pada perintah-perintah Tuhan. Ketika pintu surga itu telah tertutup untuk kita, lantas apa yang akan kita lakukan? Menyesal? Penyesaan tidak lagi ada artinya karena penyelasan tidak akan pernah memberikan keselamatan. Oleh sebab itu jangan pernah fokus pada apa yang ada di dunia melainkan fokuslah pada kehendak Tuhan dalam hidup kita. Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Matius 18:7 Tertinggal Kereta is a post from: Renungan Harian Kristen |
| Posted: 31 Aug 2014 06:47 PM PDT Setiap hari Alex membantu ayahnya untuk mengambil air di sungai. Jalanan yang ditempuh Alex tidaklah mulus, ada banyak tanjakan dan kerikil tajam yang harus dilaluinya. Selama ini Alex hanya membawa dua ember kecil dalam bahunya dan dia berhasil melakukannya dengan baik. Suatu hari, ayah Alex jatuh sakit sedangkan air-air itu harus tetap diambil guna memenuhi kebutuhan keluarganya. Alexpun harus membawa dua ember besar dan memanggulnya di kedua bahu kecilnya. Alexpun terjatuh berulang kali dan air-air itupun tumpah. Alex sudah hampir menyerah untuk meneruskan mengambil air. Namun tiba-tiba ada seorang lelaki yang membantunya untuk memanggul ember-ember besar itu, sehingga air itu bisa sampai di rumahnya. Seperti itulah bentuk pengampunan dalam kehidupan kita. Ketika masalah-masalah kecil yang menyerang, maka kita akan dengan mudah untuk mengampuni. Namun ketika masalah besar itu menyerang dan membuat luka yang dalam dalam hidup kita, maka kita sering gagal untuk bisa melepaskan pengampunan. Di sinilah kita membutuhkan pertolongan Tuhan untuk kita bisa benar-benar melepaskan pengampunan. Kita tidak bisa mengampuni orang lain dengan mengandalkan kekuatan kita sendiri. Kita membutuhkan Tuhan untuk bisa terlibat dalam setiap pengampunan yang akan kita lepaskan. Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Mazmur 105:4 Membutuhkan Kekuatan Tuhan is a post from: Renungan Harian Kristen |
| You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 | |
@


