Harga Sebuah Kasih |
| Posted: 04 Sep 2014 08:42 PM PDT Ketika hendak pulang dari ladangnya, pria tua itu mendengar suara seorang anak minta tolong. Dia segera berlari ke arah sumber suara itu. Dilihatnya kaki anak itu telah digigit oleh ular berbisa. Dengan cepat pria tua itu mengeluarkan bisa ular itu dadri kakinya. Anak itu tinggal beberapa hari di rumahnya sampai pada akhirnya berpamitan untuk pergi. Tidak lama kemudian, ada dua orang suami istri kaya yang mendatangi rumahnya. Mereka berniat untuk memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih, namun pria tua itu menolaknya. “Maaf, Tuan. Saya tulus menolong anak Anda. Saya juga merawatnya sampai dia bisa berjalan. Saya melakukannya karena saya mengasihinya, sama seperti saya mengasihi anak saya sendiri.” Kedua orang kaya itu tidak bisa berkata apa-apa sampai pada akhirnya dia melihat ada seorang gadis kecil yang keluar dari pintu rumahnya. Kedua orang kaya itu meminta agar pria itu mengijinkan anaknya untuk ikut bersekolah dengan anak mereka. Gadis kecil itu tumbuh menjadi wanita yang pintar dan juga memiliki kedudukan yang tinggi di tempatnya bekerja. Wanita itu juga tidak pernah lupa dengan pria tua itu. Seperti itulah harga sebuah kasih yang akan diberikan di kemudian hari. Kasihilah sesama kita tanpa kita memandang siapa mereka. Kashililah dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain. Karena sesungguhnya bukan mereka yang akan menilai seberapa besar pengorbanan yang kita berikan, namun Tuhanlah yang berhak menilai sebarapa besar kasih yang telah kita lakukan untuk orang lain. Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. Amsal 22:1 Harga Sebuah Kasih is a post from: Renungan Harian Kristen |
| You are subscribed to email updates from Renungan Harian Kristen To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 | |
@

