BERBOHONG ITU MAHAL

 Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 5:1-11

Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, 
karena kita adalah sesama anggota. (Efesus 4:25).


Fakultas kedokteran Temple University pernah mengadakan penelitian menarik tentang kebohongan. Mereka membentuk dua kelompok. Kelompok pertama diminta menceritakan sebuah kebohongan dan kelompok kedua diminta untuk berkata benar.

Selama aktivitas itu, respons otak mereka dianalisa dengan mesin MRI. Hasilnya sangat mencengangkan! Ternyata para "pembohong" mengaktifkan sembilan area di otaknya, sedangkan orang yang berkata jujur hanya memakai empat area. Untuk berdusta, ternyata otak bekerja dua kali lebih keras.

Berbohong itu mahal ongkosnya. Tidak hanya melelahkan otak, tetapi juga menambah dosa. Tentu kita pernah membaca tentang Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:1-11), mereka harus menanggung akibat dari dari kebohongan mereka. Mereka memberi persembahan dengan motivasi yang salah, yaitu ingin mendapat nama. Meniru anggota jemaat lain, mereka pun menjual tanah, namun hasil penjualannya hanya dipersembahkan sebagian saja. Ketika ditanya, mereka mengaku sudah memberi semuanya. Agar dikenal sebagai dermawan atau donatur utama gereja, mereka rela berbohong di hadapan Tuhan dan jemaat.

Godaan berbohong muncul saat kita ingin orang lain memandang kita lebih dari orang-orang lain. Lalu kita mulai membual dan mengarang cerita hebat tentang diri kita agar terkesan betapa rohaninya hidup kita dan betapa harmonisnya keluarga kita. Topeng tebal kita pakai supaya dianggap "orang berkelas". Betapa melelahkannya hidup seperti itu. Seorang pendusta akan dibenci Tuhan dan tidak dipercaya oleh sesama dan reputasinya bakal mati. Lebih baik jujurlah tentang diri kita dan apa adanya. Tidak perlu menjadi orang hebat, tapi cukuplah menjadi orang yang jujur dan bersahaja.

BERSIKAPLAH APA ADANYA MAKA ANDA TAK AKAN MERASA PERLU BERDUSTA.

  



@



Popular This Week

BERBOHONG ITU MAHAL